Pemangkasan Anggaran: Kementerian Riset Fokus pada Isu Prioritas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan memfokuskan riset pada isu prioritas seperti ketahanan pangan, menyusul arahan Presiden Prabowo Subianto untuk efisiensi anggaran.
![Pemangkasan Anggaran: Kementerian Riset Fokus pada Isu Prioritas](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191701.364-pemangkasan-anggaran-kementerian-riset-fokus-pada-isu-prioritas-1.jpg)
Jakarta, 11 November 2023 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan mengalihkan fokus risetnya ke isu-isu prioritas nasional sebagai respons atas arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memangkas anggaran di seluruh lembaga negara. Salah satu fokus utama adalah upaya Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.
Efisiensi Anggaran, Riset Tetap Jalan
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikbudristek, Fauzan Adziman, menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran tidak serta-merta mengurangi kapasitas riset. "Kebijakan efisiensi anggaran tidak serta merta mengurangi kapasitas riset kita," ujar Adziman di Jakarta, Selasa (11/11).
Kementerian berencana mengalokasikan anggaran riset untuk beberapa sektor penting, termasuk transportasi, kesehatan, kelautan, ekonomi hijau, dan isu-isu lain yang berkaitan dengan visi Presiden. Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu topik riset prioritas yang terkait erat dengan visi tersebut. "Kita bisa arahkan kegiatan riset untuk mendukung program MBG," kata Adziman.
Strategi Optimalisasi Anggaran Riset
Pemerintah tengah mempertimbangkan beberapa strategi untuk mengoptimalkan anggaran riset. Salah satunya adalah realokasi anggaran dari program lain, termasuk dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan. Selain itu, kemungkinan melibatkan sektor swasta untuk mendanai riset hilirisasi guna mendukung industri dalam negeri juga sedang dipertimbangkan.
"Kita ingin mengurangi impor dengan mengganti barang-barang impor dengan barang-barang produksi dalam negeri. Untuk itu, kita perlu mengalokasikan anggaran untuk riset dan pengembangan," jelas Adziman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Kerjasama Antar Pihak: Kunci Sukses Riset
Adziman menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku industri. "Kita harus melakukan kerja sama, kita tidak boleh terhenti oleh anggaran yang terbatas untuk melakukan riset," tegasnya. Kerjasama ini diharapkan dapat memaksimalkan dampak riset dan memastikan efisiensi penggunaan anggaran.
Kemendikbudristek awalnya memiliki anggaran riset sebesar Rp1,9 triliun (US$116 juta). Saat ini, Kementerian masih melakukan pembahasan internal untuk menentukan anggaran riset yang direvisi setelah kebijakan efisiensi anggaran diterapkan. Proses ini melibatkan berbagai pertimbangan, termasuk prioritas riset dan ketersediaan sumber daya.
Kesimpulan
Meskipun terdapat pemangkasan anggaran, Kemendikbudristek berkomitmen untuk tetap melanjutkan kegiatan riset dengan fokus pada isu-isu prioritas nasional. Strategi optimalisasi anggaran dan kolaborasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini. Langkah-langkah yang diambil diharapkan dapat mendorong inovasi dan kemajuan di berbagai sektor, sekaligus mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.