Kemenag Maluku Kampanyekan Moderasi Beragama: Jalin Persatuan dalam Kebhinekaan
Kemenag Maluku gencar kampanyekan moderasi beragama untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Maluku yang beragam, menekankan pentingnya saling menghargai antarumat beragama.

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Maluku meluncurkan kampanye besar-besaran untuk menggaungkan moderasi beragama di tengah masyarakat. Kampanye ini bertujuan memperkuat persatuan dan kesatuan, serta menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara di tengah keberagaman yang ada di Maluku. Kepala Kanwil Kemenag Maluku, Yamin, secara resmi membuka kampanye ini pada Jumat lalu di Ambon, bertepatan dengan upacara ritual religi pawai Ogoh-ogoh.
Inisiatif ini sejalan dengan program nasional moderasi beragama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Menurut Yamin, moderasi beragama bukan sekadar slogan, melainkan cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang telah lama dipraktikkan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Ia menekankan pentingnya meyakini kebenaran agama sendiri tanpa mengabaikan penghargaan dan penghormatan terhadap penganut agama lain.
Lebih lanjut, Yamin menjelaskan penerapan moderasi beragama dalam konteks pemerintahan. Pemerintah, katanya, harus bersikap netral dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh warga negara, tanpa memandang latar belakang agama. Hal ini penting untuk memastikan semua golongan agama mendapatkan hak yang sama dan hidup berdampingan secara damai dalam bingkai kebhinekaan Indonesia.
Moderasi Beragama: Jembatan Persatuan di Maluku
Kampanye moderasi beragama di Maluku mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menyampaikan bahwa Maluku dikenal dengan toleransi antarumat beragama yang tinggi. Ia berharap kampanye ini dapat semakin memperkuat toleransi dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Vanath menambahkan bahwa toleransi yang tinggi di Maluku harus terus dijaga dan diperlihatkan kepada dunia sebagai bukti nyata keberhasilan hidup berdampingan dalam keberagaman. Keberhasilan ini, menurutnya, harus menjadi pemicu semangat untuk terus menjaga dan memperkuat persatuan dan kesatuan.
Kepala Kanwil Kemenag Maluku, Yamin, juga menyinggung pentingnya memahami dan menghargai perbedaan keyakinan dalam konteks perayaan keagamaan. Ia mencontohkan kedekatan antara bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025 dengan Hari Raya Nyepi umat Hindu yang jatuh pada 29-30 Maret 2025. Menurutnya, kedua perayaan tersebut memiliki kesamaan dalam hal pengendalian diri dan penyucian rohani.
Yamin menjelaskan konsep Nyepi yang terdiri atas Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). Konsep ini, menurutnya, memiliki kesamaan dengan puasa Ramadhan yang juga menekankan pengendalian diri dari hal-hal negatif.
Implementasi Moderasi Beragama di Maluku
Lebih lanjut, kampanye ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua warga Maluku. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, diharapkan dapat tercipta persatuan dan kesatuan yang lebih kuat di tengah keberagaman.
Salah satu fokus kampanye ini adalah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai pentingnya moderasi beragama. Kegiatan ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda.
Selain edukasi, kampanye ini juga akan mendorong terciptanya program-program konkret yang dapat memperkuat moderasi beragama di Maluku. Program-program tersebut akan dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antarumat beragama.
Dengan adanya kampanye ini, diharapkan Maluku dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam hal keberhasilan dalam menerapkan moderasi beragama dan menjaga kerukunan antarumat beragama.
Kampanye moderasi beragama di Maluku ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, Indonesia akan semakin kuat dan kokoh.