Kemenhub Perkuat Kedaulatan RI di Pulau Karang Singa: Menara Suar 87% Rampung
Pembangunan menara suar di Pulau Karang Singa, perbatasan Kepri, capai 87% dan ditargetkan rampung Juli 2025, perkuat kedaulatan dan keselamatan pelayaran Indonesia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tengah membangun menara suar di Pulau Karang Singa, Kepulauan Riau. Proyek strategis ini bertujuan memperkuat keselamatan pelayaran dan menegaskan kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. Peninjauan progres pembangunan dilakukan pada Rabu di Batam, mengungkapkan bahwa proyek telah mencapai 87 persen dan masih sesuai target penyelesaian.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, menjelaskan pentingnya menara suar ini sebagai penanda kedaulatan dan penjamin keselamatan pelayaran. "Kita ini berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, sewajarnya kita memiliki menara suar di titik ini. Progres Alhamdulillah sudah 87 persen dan masih sesuai dengan target penyelesaian," ujarnya. Menara suar setinggi 12 meter ini akan memberikan cahaya navigasi hingga jarak 40 mil laut, berdiri di atas permukaan laut sedalam 5 meter, sehingga total struktur mencapai 17 meter dari dasar laut.
Proyek ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk TNI AD, Bakamla, BIN, dan TNI AL yang turut hadir dalam peninjauan. Mayor Jenderal TNI Purwito Hadi Wardhono, Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polkam, menekankan arti strategis proyek ini, baik dari sisi pertahanan maupun keselamatan navigasi. "Ini bukan hanya untuk pelayaran yang aman dan terkendali, tapi juga sebagai simbol batas kedaulatan negara. Jika negara tetangga sudah membangun penanda perbatasan, kami juga harus hadir di wilayah kita sendiri," tegasnya.
Progres Pembangunan dan Tantangan
Pembangunan menara suar di Pulau Karang Singa saat ini memasuki tahap pengeboran dalam (inner drilling), pembuatan platform, serta pengecoran (casting) bagian samping. Tantangan terbesar dalam proyek ini adalah kondisi laut yang memiliki arus sangat kuat. Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara, menjelaskan, "Pengeboran merupakan tantangan paling berat, karena arus laut sangat kuat. Dalam satu jam, kadang hanya bisa mengebor 10 cm. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah masuk minggu ke-109 dari total 116 minggu target pembangunan."
Proyek yang telah direncanakan sejak 2021 ini, dengan berbagai revisi teknis, ditargetkan rampung pada Juli 2025. Menara suar ini akan menggantikan buoy yang selama ini digunakan, yang dinilai kurang efektif karena ukurannya kecil dan rentan tertabrak kapal. Setiap tahunnya, hampir 100 ribu kapal melintasi wilayah tersebut, sehingga keberadaan menara suar yang lebih besar dan kokoh sangat dibutuhkan.
Penggunaan panel surya untuk energi operasional menara suar ini juga menunjukkan komitmen terhadap efisiensi dan keberlanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan memanfaatkan energi terbarukan.
Dana dan Dukungan
Pembangunan menara suar ini menelan biaya sekitar Rp70 miliar yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui APBN Kementerian Perhubungan. Keterlibatan berbagai instansi pemerintah dalam proyek ini menunjukkan sinergi dan komitmen bersama untuk menjaga kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia.
Dengan rampungnya pembangunan menara suar ini, diharapkan keselamatan pelayaran di wilayah perbatasan Indonesia akan semakin terjamin dan kedaulatan negara semakin kokoh. Keberadaan menara suar ini juga akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah melalui peningkatan aktivitas pelayaran yang aman dan terkendali.
Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan negara dan memastikan keselamatan pelayaran di wilayah perbatasan. Keberhasilan pembangunan menara suar ini akan menjadi contoh bagi proyek-proyek serupa di wilayah perbatasan lainnya.