Pemerintah RI Segera Harmonisasi Desain Proyek Tembok Laut Raksasa
Menko PMK Agus Harimurti Yudhoyono menginisiasi harmonisasi desain proyek tembok laut raksasa untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut di pantai utara Jawa, dengan perkiraan biaya Rp123 triliun untuk fase pertama.

Jakarta, 9 Mei 2024 - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan kesiapannya untuk segera melakukan harmonisasi desain dan konsep awal proyek tembok laut raksasa. Proyek ambisius ini bertujuan untuk melindungi wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta, dari ancaman kenaikan permukaan air laut dan penurunan tanah.
AHY menjelaskan bahwa terdapat beberapa konsep yang telah beredar, termasuk yang terus diperbarui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas. "Mari kita duduk bersama untuk menyelaraskan desain awal, termasuk konsep-konsep yang telah dikembangkan sejauh ini," ujar AHY dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/5).
Keputusan untuk melakukan harmonisasi desain ini didorong oleh urgensi pembangunan tembok laut raksasa guna mengatasi permasalahan kenaikan permukaan air laut dan penurunan tanah yang semakin parah di wilayah pesisir utara Jawa, khususnya Jakarta bagian utara. AHY menekankan perlunya strategi yang lebih berkelanjutan untuk melindungi masyarakat pesisir.
Harmonisasi Desain dan Sumber Pendanaan
Proses harmonisasi desain dan konsep tembok laut raksasa akan dilakukan secara terpadu, dengan mempertimbangkan aspek pendanaan. AHY menegaskan pentingnya perencanaan yang matang dan terukur dalam hal penganggaran. "Kita harus tepat sasaran dan (biaya) harus dihitung dengan benar. Kita banyak yang ingin dilakukan, tetapi kita harus memastikan dari mana sumber penganggaran atau pembiayaannya. Di sinilah kita harus aktif dan proaktif," tegasnya.
Menko PMK AHY juga telah melakukan pertemuan dengan beberapa investor potensial, baik dalam maupun luar negeri, untuk membahas rencana pembangunan infrastruktur prioritas dalam lima tahun ke depan. Proyek tembok laut raksasa ini menjadi salah satu fokus utama dalam pembahasan tersebut.
Proyek Jangka Panjang dengan Cakupan Luas
Proyek tembok laut raksasa merupakan proyek jangka panjang yang akan membentang di beberapa lokasi di pantai utara Jawa, mulai dari Banten, Jakarta, Kudus, Kendal, Semarang hingga Jawa Timur. Proyek ini memiliki panjang yang diperkirakan mencapai 946 kilometer.
Pada tahap awal, pemerintah akan fokus membangun tembok laut di wilayah pesisir utara Jakarta, Banten, dan Bekasi. Anggaran untuk fase pertama pembangunan diperkirakan mencapai Rp123 triliun (US$7,4 miliar) dalam delapan tahun ke depan. Proyek ini merupakan kelanjutan dari rencana sebelumnya yang melibatkan Kementerian PUPR, Belanda, dan Korea Selatan dalam studi pembangunan tembok laut raksasa.
Kerja Sama Internasional dan Strategi Berkelanjutan
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya kolaborasi internasional dalam proyek ini. Kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan dalam studi awal menunjukkan komitmen untuk menerapkan teknologi dan keahlian terbaik dalam pembangunan tembok laut. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menerapkan strategi pembangunan yang berkelanjutan, memastikan proyek ini tidak hanya efektif dalam melindungi wilayah pesisir, tetapi juga ramah lingkungan.
Dengan harmonisasi desain dan rencana pendanaan yang matang, diharapkan proyek tembok laut raksasa ini dapat berjalan lancar dan memberikan solusi jangka panjang bagi permasalahan kenaikan permukaan air laut dan penurunan tanah di wilayah pesisir utara Jawa. Proyek ini merupakan investasi besar untuk masa depan, yang akan melindungi masyarakat pesisir dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam menghadapi perubahan iklim dan dampaknya terhadap wilayah pesisir.