Kerja Sama RI-Turki Prioritaskan Peningkatan SDM Penanggulangan Bencana
Indonesia dan Turki sepakat meningkatkan kualitas SDM penanggulangan bencana melalui pelatihan dan simulasi, ditandai dengan penandatanganan MoU di Ankara.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia dan Otoritas Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan Kementerian Dalam Negeri Turki (AFAD) di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, pada Kamis (10/4). Kesepakatan ini menandai babak baru kerja sama kedua negara, dengan fokus utama pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang penanggulangan bencana.
MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala BNPB, Suharyanto, dan Presiden AFAD, Ali Hamza Pehlivan. Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan simulasi tanggap darurat bencana. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM dalam menghadapi bencana.
Kerja sama ini bukan hanya sebatas pelatihan, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain dalam penanggulangan bencana. Kedua negara sepakat untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan praktik terbaik dalam penanggulangan bencana, termasuk penyelenggaraan konferensi, seminar, dan kajian bersama. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Indonesia dan Turki dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang lebih efektif dan terintegrasi.
Peningkatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana
Abdul Muhari menjelaskan bahwa pelatihan yang akan diberikan akan difokuskan pada peningkatan kualitas SDM dalam penanggulangan bencana. Pelatihan ini akan dikonkretkan dalam bentuk simulasi tanggap darurat, sehingga para petugas dapat mempraktikkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam situasi yang mensimulasikan kondisi nyata bencana. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan respon para petugas dalam menghadapi berbagai jenis bencana.
Selain pelatihan, kerja sama ini juga mencakup pertukaran pengalaman dan praktik terbaik dalam penanggulangan bencana. Indonesia dan Turki akan saling berbagi pengetahuan dan pembelajaran dari pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai bencana, sehingga dapat saling memperkuat kapasitas dan kemampuan dalam penanggulangan bencana.
Kerja sama ini juga akan mencakup penyusunan plan of action atau rencana aksi yang terukur. Rencana aksi ini akan mencakup kerangka waktu dan aktivitas program yang jelas, sehingga pelaksanaan kerja sama dapat berjalan secara terstruktur dan terarah.
Kerja Sama Trilateral dan Kolaborasi Selatan-Selatan
Indonesia dan Turki juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama trilateral dan kolaborasi Selatan-Selatan. Kerja sama ini akan melibatkan negara ketiga, kelompok kerja sama, dan negara-negara di kawasan. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam penanggulangan bencana dengan negara lain, khususnya negara berkembang.
Dengan melibatkan negara lain, diharapkan dapat tercipta sinergi dan kolaborasi yang lebih luas dalam penanggulangan bencana. Hal ini akan memperkuat kapasitas dan kemampuan global dalam menghadapi berbagai tantangan bencana yang semakin kompleks.
Kolaborasi ini juga akan memperkuat kapasitas negara-negara berkembang dalam menghadapi bencana, karena mereka seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya dan kapasitas.
Dukungan Logistik dan Kemanusiaan
Sebagai bentuk dukungan kemanusiaan, Indonesia telah memberikan bantuan logistik dan tim kemanusiaan untuk membantu Turki menanggulangi dampak gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo yang terjadi pada tahun 2024. Bantuan ini menunjukkan solidaritas dan kepedulian Indonesia terhadap Turki dalam menghadapi bencana alam.
Bantuan tersebut merupakan wujud nyata dari hubungan kemanusiaan yang telah terjalin baik antara kedua negara. Kerja sama ini diharapkan dapat terus berlanjut dan semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki.
Secara keseluruhan, kerja sama ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan kedua negara dalam menghadapi bencana alam. Fokus pada peningkatan SDM penanggulangan bencana merupakan langkah strategis untuk memastikan respon yang efektif dan efisien dalam menghadapi berbagai tantangan bencana di masa mendatang.