Basarnas dan Kemendikbudristek Jalin Kerja Sama Riset untuk Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sepakat meningkatkan sinergi dalam riset dan teknologi untuk mendukung operasi SAR.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menjalin kerja sama untuk memperkuat sinergi dalam bidang pencarian dan penyelamatan, pendidikan tinggi, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta pada 8 Mei 2024.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyatakan harapannya agar perguruan tinggi di Indonesia dapat berkontribusi aktif dalam mendukung berbagai lembaga, termasuk Basarnas, dalam menghadapi tantangan di bidang penanggulangan bencana. Universitas, dengan sumber daya manusia berkualitas dan kemampuan riset serta inovasi yang mumpuni, diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam upaya peningkatan kapasitas SAR nasional.
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan yang berkontribusi nyata dalam upaya tanggap darurat dan penyelamatan. Hal ini sejalan dengan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana, yang masih perlu ditingkatkan di Indonesia.
Penguatan Kapasitas Basarnas melalui Riset dan Inovasi
Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, menyampaikan bahwa kerja sama ini sangat penting bagi Basarnas untuk meningkatkan peran vitalnya dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Ia berharap kerja sama dengan Kemendikbudristek dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia, mendorong riset, dan pengembangan teknologi di bidang penanggulangan bencana.
Syafii menekankan pentingnya Basarnas menjadi pusat keunggulan dalam respons darurat. "Semua orang perlu memahami kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang efektif," ujarnya. "Namun, dalam hal pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur, kita membutuhkan kerja sama." Ia berharap sinergi ini akan menghasilkan inovasi teknologi dan strategi penanggulangan bencana yang lebih efektif.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikbudristek, Fauzan Adziman, menambahkan bahwa kerja sama ini selaras dengan visi terbaru kementerian, yaitu "Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi yang Berdampak." Ia menekankan pentingnya riset dan inovasi untuk memecahkan tantangan operasional Basarnas, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi masyarakat.
Adziman juga menyampaikan pentingnya komunikasi yang jelas antara Basarnas dan para peneliti. "Agar riset yang dilakukan tepat sasaran dan bermanfaat, kita perlu mengetahui secara pasti apa yang dibutuhkan Basarnas," katanya. Hal ini akan memastikan bahwa hasil riset dapat diimplementasikan secara efektif dalam operasi SAR.
Dukungan Riset untuk Kesiapsiagaan Bencana
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, termasuk pengembangan kurikulum pendidikan tinggi di bidang penanggulangan bencana, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan pengembangan teknologi untuk mendukung operasi SAR. Kemendikbudristek akan memfasilitasi keterlibatan perguruan tinggi dalam riset yang dibutuhkan Basarnas. Hasil riset ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan teknologi canggih untuk meningkatkan efektivitas operasi SAR di Indonesia.
Kemendikbudristek juga akan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi. Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana di Indonesia secara menyeluruh, dari aspek sumber daya manusia, teknologi, hingga kesadaran masyarakat.
Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia. Dengan dukungan dari perguruan tinggi dan lembaga riset, Basarnas diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat memiliki sistem penanggulangan bencana yang lebih handal dan responsif, sehingga dapat meminimalisir dampak bencana dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.