Ketua Dewan Pers Ajak Kolaborasi Hadapi Banjir Sampah Digital
Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, menyerukan kolaborasi nasional untuk melawan maraknya sampah digital yang mengancam pemikiran dan perilaku masyarakat Indonesia.

Jakarta, 14 Mei 2024 - Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, meluncurkan seruan kolaborasi kepada seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah digital yang semakin mengkhawatirkan di ruang publik. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh beliau pada awak media di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu lalu. Ancaman terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat dinilai semakin nyata, terutama karena pengaruh algoritma digital yang semakin kuat.
Komaruddin Hidayat menekankan betapa seriusnya situasi ini. Beliau menyatakan, "Karena yang diserang sekarang itu adalah pemikiran dan perilaku masyarakat, terutama oleh yang disebut digital colonialism (kolonialisme digital). Algoritma itu mengarahkan perilaku kita." Pernyataan ini menyoroti bagaimana algoritma media sosial dan platform digital lainnya secara tidak langsung membentuk persepsi dan tindakan masyarakat.
Dampaknya, masyarakat cenderung menerima informasi apa adanya tanpa melakukan verifikasi. Kemudahan akses informasi melalui gawai, seperti smartphone, membuat masyarakat terpapar berbagai konten, baik yang benar maupun hoaks, tanpa kemampuan untuk menyaringnya. Komaruddin menambahkan, "Handphone buka YouTube, buka apa, keluar semua. Padahal kita tidak tahu apakah itu benar atau tidak, autentik atau hoaks." Situasi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi merusak tatanan sosial dan memperburuk kualitas informasi publik.
Peran Serta Semua Pihak dalam Membersihkan Sampah Digital
Komaruddin Hidayat menegaskan bahwa tanggung jawab mengatasi masalah sampah digital ini bukan hanya berada di pundak Dewan Pers saja. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk wartawan, pendidik, kementerian terkait, dan platform media sosial itu sendiri. Semua pihak perlu bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Salah satu strategi yang diusulkan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang literasi digital, sehingga mereka mampu membedakan informasi yang benar dan akurat dari informasi yang menyesatkan atau hoaks. Selain itu, upaya "main cleansing" terhadap wacana publik juga perlu dilakukan untuk membersihkan konten-konten tak bermutu yang beredar di ruang digital.
Komaruddin menekankan, "Perlu kerja sama untuk mendidik masyarakat, tapi juga membersihkan pikiran-pikiran dan sampah yang mengganggu komunikasi wacana kita. Banyak sekali sekarang." Pernyataan ini menunjukkan urgensi kolaborasi untuk membersihkan ruang digital dari konten yang tidak bertanggung jawab dan merugikan.
Upaya pembersihan ini juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap banjir informasi yang menyesatkan. Dengan demikian, publik dapat lebih mudah mengakses informasi yang bernilai edukatif dan membangun, serta terhindar dari pengaruh negatif informasi yang tidak akurat.
Strategi Mengatasi Sampah Digital: Kolaborasi dan Edukasi
Mengatasi permasalahan sampah digital membutuhkan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Edukasi Literasi Digital: Penting untuk meningkatkan literasi digital masyarakat agar mampu mengidentifikasi dan menyaring informasi yang valid dan akurat.
- Kolaborasi Antar Lembaga: Kerja sama antara Dewan Pers, pemerintah, lembaga pendidikan, dan platform media sosial sangat krusial untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat.
- Penegakan Hukum: Penting untuk menindak tegas penyebar hoaks dan informasi palsu untuk menciptakan efek jera.
- Pengembangan Platform Verifikasi: Membangun platform verifikasi fakta yang kredibel dan mudah diakses oleh masyarakat dapat membantu mengurangi penyebaran informasi yang tidak akurat.
Dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, diharapkan Indonesia dapat mengatasi permasalahan sampah digital dan menciptakan ruang publik digital yang lebih sehat dan produktif.
Komaruddin Hidayat berharap, kerja sama lintas sektor ini mampu memperkuat ketahanan masyarakat terhadap banjir informasi yang menyesatkan dan menjauhkan publik dari nilai-nilai edukatif. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas informasi dan membangun masyarakat yang cerdas dan kritis dalam menghadapi era digital.