Kisruh Elpiji 3 Kg: Momentum Perbaikan Subsidi Energi dan Transisi ke Energi Ramah Lingkungan
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno mendorong agar kisruh elpiji 3 kg menjadi momentum untuk memperbaiki sistem subsidi energi, mendorong elektrifikasi, dan memperluas akses jaringan gas bumi guna mengurangi beban APBN dan transisi ke energi terbarukan.
![Kisruh Elpiji 3 Kg: Momentum Perbaikan Subsidi Energi dan Transisi ke Energi Ramah Lingkungan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220051.273-kisruh-elpiji-3-kg-momentum-perbaikan-subsidi-energi-dan-transisi-ke-energi-ramah-lingkungan-1.jpg)
Jakarta, 5 Februari 2024 - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menyatakan bahwa permasalahan distribusi LPG 3 kilogram yang tengah ramai menjadi momentum tepat untuk memperbaiki pengelolaan subsidi energi. Subsidi ini setiap tahunnya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Eddy Soeparno menyoroti dua permasalahan utama. Pertama, 75 persen LPG 3 kg diimpor, sehingga menguras devisa negara. Kedua, subsidi ini tidak tepat sasaran karena banyak digunakan oleh masyarakat mampu, bukan masyarakat ekonomi lemah yang seharusnya menjadi target utama.
Substitusi LPG 3 Kg: Solusi Elektrifikasi dan Jargas
Sebagai solusi, Eddy Soeparno mengusulkan substitusi LPG 3 kg dengan mengembangkan elektrifikasi untuk memasak. "Saat ini, masyarakat mampu masih banyak menggunakan kompor LPG 3 kg, sementara kita memiliki surplus listrik hampir 5 gigawatt. Jika masyarakat beralih ke kompor induksi, maka kita bisa secara signifikan mengurangi konsumsi LPG 3kg, sekaligus mengurangi over kapasitas listrik yang saat ini turut membebani negara," jelas Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa studi kelayakan penggunaan kompor induksi telah dilakukan dan hasilnya positif dalam mengurangi beban APBN. Selain itu, perluasan jaringan gas (Jargas) juga diusulkan untuk meningkatkan akses gas bumi bagi rumah tangga. "Indonesia memiliki sumber gas yang melimpah, dan sebagian masyarakat telah menikmati aksesnya melalui Jargas. Perluasan Jargas akan menjadi alternatif pengganti LPG 3 kg," tambahnya.
Transisi Energi dan Pengurangan Beban APBN
Kebijakan ini, menurut Eddy Soeparno, selaras dengan target transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. "Jika kita tingkatkan penggunaan alat masak listrik serta memperluas akses Jargas ke rumah-rumah tangga, beban penggunaan devisa dan subsidi akan turun signifikan," ujarnya. Dengan kata lain, efisiensi penggunaan energi dan pengurangan impor akan berdampak positif pada APBN.
Eddy menekankan pentingnya konsistensi dan kesinambungan dalam upaya ini. Dengan pendekatan bertahap, manfaat positif akan terlihat secara nasional, termasuk peningkatan penggunaan energi ramah lingkungan. "Upaya ini perlu dilakukan secara konsisten dan bertahap untuk mencapai hasil yang maksimal," tutupnya.
Kesimpulan
Permasalahan distribusi elpiji 3 kg menjadi titik awal untuk melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem subsidi energi di Indonesia. Dengan mengoptimalkan potensi energi terbarukan dan memperluas akses energi alternatif seperti listrik dan gas bumi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada LPG 3 kg, menekan beban APBN, dan berkontribusi pada upaya transisi energi yang lebih ramah lingkungan.