KLH dan Kowani Ajak 10 Juta Perempuan Pilah Sampah: Gerakan Nasional untuk Indonesia Bersih
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) meluncurkan gerakan nasional '10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah' untuk mengurangi timbulan sampah di Indonesia dan mendorong ekonomi sirkular.

Jakarta, 21 Februari 2025 - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) secara resmi meluncurkan Gerakan 10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah. Gerakan ini diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dan bertujuan untuk mengajak perempuan Indonesia berperan aktif dalam pengelolaan sampah, khususnya dalam menerapkan gaya hidup sadar sampah. Gerakan ini dideklarasikan di Jakarta dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan timbulan sampah nasional.
Inisiatif kolaborasi KLH dan Kowani ini berfokus pada peran strategis perempuan dalam membentuk kebiasaan di rumah tangga dan masyarakat. Dengan melibatkan perempuan secara aktif, diharapkan terbentuk budaya memilah sampah sejak sumbernya, mendukung ekonomi sirkular, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari. Ketua Umum Kowani 2024-2029, Nanny Hadi Tjahjanto, menekankan pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan dalam mewujudkan green economy dan mendorong pertumbuhan UMKM baru di sektor pengelolaan sampah.
"Perempuan memiliki peran strategis dalam membentuk kebiasaan di lingkungan rumah tangga dan masyarakat. Dengan keterlibatan aktif perempuan, kita dapat membangun budaya memilah sampah sejak dari sumbernya dan mendorong ekonomi sirkular yang berkelanjutan," ujar Nanny Hadi Tjahjanto dalam deklarasi tersebut. Gerakan ini bukan sekadar kampanye, tetapi gerakan kolektif untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Gerakan Nyata Menuju Indonesia Bersih
Gerakan 10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah mendorong beberapa langkah konkret untuk mengurangi sampah. Pertama, gerakan ini mengajak perempuan untuk rajin memilah sampah rumah tangga. Kedua, gerakan ini mendorong pengurangan penggunaan produk kemasan sekali pakai. Ketiga, gerakan ini mengajak masyarakat untuk berbelanja produk curah atau isi ulang dengan membawa wadah sendiri. Keempat, gerakan ini juga menekankan pentingnya menghabiskan makanan agar mengurangi sampah sisa makanan. Terakhir, gerakan ini juga mendorong kegiatan pengomposan sampah organik.
Sri Saptaningsih, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya Direktorat Penanganan Sampah KLH, menegaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Perubahan gaya hidup, khususnya dalam kebiasaan mengelola sampah, menjadi kunci utama untuk menekan timbulan sampah nasional. Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
"Keterlibatan setiap individu, akan memberikan dampak terhadap lingkungan," tegas Sri Saptaningsih. Gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Data Sampah Nasional dan Tantangan ke Depan
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik KLH, total timbulan sampah nasional yang dilaporkan dari 278 kabupaten/kota pada tahun 2024 mencapai 29,3 juta ton. Angka ini menunjukkan besarnya tantangan dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Gerakan 10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka tersebut.
Dengan melibatkan perempuan sebagai agen perubahan, diharapkan gerakan ini dapat menjangkau lebih banyak rumah tangga dan masyarakat. Partisipasi aktif perempuan dalam memilah sampah dari rumah akan menjadi langkah awal yang penting dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan di Indonesia. Program edukasi dan sosialisasi yang masif juga akan menjadi kunci keberhasilan gerakan ini.
Gerakan ini juga diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi perempuan melalui pengembangan UMKM di sektor pengelolaan sampah, seperti daur ulang dan pengolahan sampah organik. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya berfokus pada kebersihan lingkungan, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi perempuan.
Melalui kolaborasi KLH dan Kowani, diharapkan Gerakan 10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah dapat menjadi contoh nyata bagi gerakan serupa di berbagai daerah di Indonesia. Kesadaran dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai Indonesia yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.