KLH Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Makanan: Habiskan Makanan, Selamatkan Lingkungan!
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengingatkan pentingnya menghabiskan makanan untuk mengurangi sampah makanan dan menyelamatkan lingkungan, karena sampah makanan mendominasi komposisi sampah nasional.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meluncurkan imbauan penting kepada masyarakat Indonesia untuk mengurangi sampah makanan. Imbauan ini disampaikan melalui Surat Edaran (SE) Nomor 02 Tahun 2024 tentang Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah. Langkah sederhana seperti menghabiskan makanan menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah sampah sisa makanan yang jumlahnya sangat signifikan di Indonesia.
Agus Puyi, Penyuluh Lingkungan Direktorat Penanganan Sampah KLH, menjelaskan dalam diskusi daring bahwa menghabiskan makanan merupakan salah satu solusi paling mudah dan efektif untuk mengurangi timbulan sampah. SE tersebut menekankan pentingnya perubahan gaya hidup individu dalam mengurangi sampah, termasuk sampah organik seperti sisa makanan yang mencapai 50-60 persen dari total sampah di Indonesia.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLH menunjukkan total timbulan sampah nasional mencapai 33,34 juta ton pada tahun 2024. Data mengejutkan ini menunjukkan bahwa sampah sisa makanan mendominasi dengan persentase 39,41 persen, jauh di atas sampah plastik yang hanya 19,55 persen. Indonesia juga masuk dalam lima besar negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia, dengan total 20,9 juta ton per tahun, menurut laporan United Nations Environment Programme (UNEP) tahun 2021.
Kurangi Sampah Makanan: Solusi Sederhana, Dampak Besar
Agus Puyi menekankan bahwa solusi untuk mengurangi sampah makanan sebenarnya sangat sederhana dan mudah diterapkan. "Itu apa yang bisa dikerjakan ada di surat edaran itu, mulai dari cegah sampahnya. Kedua, belanja tanpa kemasan, pilah sampah dari rumah. Yang paling seru itu apa coba? Habiskan makanan," ujar Agus. Imbauan ini mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan kecil yang berdampak besar bagi lingkungan.
Surat edaran KLH tersebut mendorong masyarakat untuk menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle dalam kehidupan sehari-hari. Selain menghabiskan makanan, langkah lain yang disarankan meliputi mengurangi penggunaan kemasan plastik, memilah sampah dari rumah, dan mendaur ulang sampah yang masih dapat dimanfaatkan. Semua langkah ini bertujuan untuk mengurangi beban sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menyelamatkan lingkungan.
Dengan mengurangi sampah makanan, kita secara langsung berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
Dampak Negatif Sampah Makanan
Sampah makanan memiliki dampak negatif yang luas terhadap lingkungan. Pembusukan sampah organik menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida. Selain itu, sampah makanan juga mencemari tanah dan air, serta menyebabkan masalah kesehatan masyarakat.
Pengurangan sampah makanan tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga berdampak ekonomis. Mengurangi jumlah makanan yang terbuang berarti mengurangi biaya produksi dan distribusi makanan. Selain itu, mengurangi sampah makanan juga dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Indonesia.
Dengan mengurangi sampah makanan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus kita wujudkan untuk generasi mendatang.
Langkah kecil seperti menghabiskan makanan dapat memberikan kontribusi besar dalam mengurangi beban sampah di TPA di seluruh Indonesia. Mari kita bersama-sama mengurangi sampah makanan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
"Itu sebenarnya hal-hal kecil, hal-hal mudah yang kita bisa kerjakan, kapan saja kita mau," jelas Agus Puyi. Mari kita mulai dari diri sendiri untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan.
Kesimpulan
Imbauan KLH untuk menghabiskan makanan merupakan langkah penting dalam mengurangi sampah makanan di Indonesia. Dengan kesadaran dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.