Konsumsi Energi di Bali Turun Selama Mudik Lebaran 2025, Pertamina Catat Penurunan Signifikan
Pertamina Patra Niaga mencatat penurunan konsumsi BBM, avtur, dan LPG di Bali selama periode mudik Lebaran 2025, diduga karena bertepatannya Idul Fitri dan Nyepi.

Pertamina Patra Niaga melaporkan penurunan signifikan konsumsi energi di Bali selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2025. Penurunan ini meliputi bahan bakar minyak (BBM), avtur, dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), yang terjadi antara 17 Maret hingga 13 April 2025. Manager Komunikasi, Relasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Ahad Rahedi, menjelaskan bahwa penurunan konsumsi energi ini terjadi di tengah pelaksanaan Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas RAFI).
Menurut Ahad Rahedi, penurunan konsumsi BBM, avtur, dan LPG di Bali kemungkinan besar disebabkan oleh bertepatannya Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi. Hal ini berdampak pada mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi di Pulau Dewata. Lebih lanjut, ia menjelaskan detail penurunan konsumsi masing-masing jenis energi selama periode tersebut.
Data yang diperoleh menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini menjadi fokus perhatian Pertamina Patra Niaga dalam mengevaluasi strategi distribusi energi di masa mendatang. Pertamina berkomitmen untuk terus meningkatkan keandalan layanan dan memastikan kebutuhan energi masyarakat selalu terpenuhi.
Penurunan Konsumsi Energi Rinci
Konsumsi gasoline (Pertalite dan Pertamax) tercatat sebesar 2.830 kiloliter per hari, mengalami penurunan dua persen dibandingkan konsumsi normal. Sementara itu, konsumsi avtur mencapai 2.065 kiloliter per hari, atau turun enam persen dari konsumsi normal. Konsumsi LPG juga menurun tiga persen, tercatat sebesar 839 metrik ton per hari.
Penurunan paling signifikan terjadi pada konsumsi gasoil (Biosolar dan Dex series), yang mencapai 26 persen. Penurunan ini, menurut Ahad, disebabkan oleh pembatasan operasional angkutan barang dan truk, terutama selama perayaan Idul Fitri 2025. Pembatasan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan BBM jenis gasoil.
Meskipun terjadi penurunan konsumsi, Pertamina memastikan ketersediaan stok BBM dan LPG tetap aman selama masa Satgas RAFI. Ketahanan stok bervariasi, mulai dari 3,3 hari hingga 20,78 hari, tergantung jenis produk dan wilayah. Hal ini menunjukkan kesiapan Pertamina dalam menghadapi fluktuasi permintaan energi.
Pertamina juga memastikan kelancaran distribusi energi melalui dua terminal BBM di Manggis dan Pesanggaran, serta infrastruktur pendukung lainnya seperti SPBU, agen LPG, dan DPPU di Bandara Ngurah Rai. Sistem pengawasan 24 jam penuh diterapkan untuk memastikan operasional berjalan lancar dan terkendali.
Evaluasi dan Strategi Ke Depan
Ahad Rahedi menegaskan bahwa hasil evaluasi Satgas RAFI 2025 akan menjadi dasar penyempurnaan strategi distribusi energi ke depan. Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan keandalan layanan, terutama di wilayah dengan tantangan geografis dan potensi lonjakan konsumsi. Hal ini penting untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat selalu terpenuhi.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Aji Anom Purwasakti, menambahkan bahwa arus mudik dan balik Lebaran 2025 di Bali berjalan aman dan lancar. Ia mengapresiasi kerja sama dengan Polda Bali, pihak terkait, dan seluruh tim yang terlibat dalam menjaga kelancaran distribusi energi dan lalu lintas.
"Terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada pemerintah daerah, TNI, Polri, Hiswana Migas, serta rekan media juga tim kami yang siaga penuh," ucap Aji Anom Purwasakti. Pernyataan ini menunjukkan apresiasi Pertamina atas dukungan berbagai pihak dalam menjaga kelancaran distribusi energi selama periode mudik dan balik Lebaran 2025.
Kesimpulannya, penurunan konsumsi energi di Bali selama periode mudik Lebaran 2025 memberikan pelajaran berharga bagi Pertamina dalam menyusun strategi distribusi energi yang lebih efektif dan efisien di masa mendatang. Pertamina akan terus beradaptasi dengan dinamika konsumsi energi untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi energi bagi masyarakat Indonesia.