Lamin Guntur Ecolodge: Keindahan Pantai Berau & Kearifan Lokal Dayak Basap
Lamin Guntur Ecolodge di Berau, Kalimantan Timur, menawarkan pesona pantai, gua kelelawar, dan kearifan lokal Dayak Basap dalam sebuah pengalaman menginap yang unik dan berkesan.

Lamin Guntur Ecolodge, sebuah destinasi wisata unik terletak di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, memadukan keindahan pantai pasir putih dengan kekayaan budaya lokal suku Dayak Basap. Destinasi ini menawarkan pengalaman menginap yang tak terlupakan, memadukan keindahan alam dengan kearifan lokal yang masih terjaga.
Siapa pendiri Lamin Guntur Ecolodge? Ronald Lolang, seorang tokoh berpengaruh di Kalimantan Timur yang juga berkiprah di dunia perfilman Indonesia, adalah sosok di balik pendirian ecolodge ini pada tahun 2017. Ia membangun Lamin Guntur sebagai wujud kecintaannya pada Kalimantan Timur dan sebagai hadiah bagi istrinya. Mengapa lokasi ini dipilih? Karena keindahan alamnya yang masih alami dan terjaga, serta kekayaan budaya lokal yang ingin dibagikan kepada dunia.
Bagaimana cara menuju Lamin Guntur Ecolodge? Perjalanan menuju lokasi ini memang membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama, sekitar 13 jam perjalanan darat dari Samarinda, Kalimantan Timur. Namun, perjalanan yang panjang tersebut akan terbayar lunas dengan keindahan alam yang disuguhkan begitu tiba di lokasi. Apa yang ditawarkan? Selain keindahan pantai dan laut, Lamin Guntur Ecolodge juga menawarkan pengalaman menjelajahi Gua Kelelawar, sebuah gua yang konon pernah menjadi tempat persembunyian para penyelundup.
Asal Mula Lamin Guntur Ecolodge: Sebuah Kisah Cinta dan Kearifan Lokal
Lamin Guntur Ecolodge bukanlah sekadar penginapan; ia merupakan perwujudan visi Ronald Lolang untuk memperkenalkan keindahan Kalimantan Timur. Nama "Lamin Guntur" sendiri memiliki makna yang dalam. 'Lamin' berarti rumah panjang dalam bahasa Dayak, mencerminkan konsep hunian komunal, sementara 'Guntur' diambil dari nama seorang tokoh penting dalam sejarah masyarakat setempat.
Bangunan-bangunan bergaya cottage, terbuat dari kayu kelapa dengan ukiran khas Dayak, menciptakan suasana alami dan hangat. Setiap detail, dari pilar hingga ornamen kecil, mencerminkan kekayaan budaya lokal. Pengunjung dapat menikmati keindahan pantai langsung dari beranda cottage, dengan suara deburan ombak dan semilir angin laut yang menenangkan.
Ukiran-ukiran Dayak bukan hanya dekorasi, tetapi juga media untuk mengenalkan filosofi dan cerita masyarakat adat. Pengunjung diajak untuk menyelami budaya lokal melalui interaksi dengan masyarakat setempat, sebuah pengalaman yang memperkaya perjalanan wisata.
Keterlibatan Masyarakat Lokal: Jantung Lamin Guntur Ecolodge
Buyan, manajer Lamin Guntur Ecolodge dan putra asli suku Dayak Basap, menjelaskan komitmen kuat untuk memberdayakan masyarakat lokal. Sejak awal, masyarakat Dayak Basap menjadi tulang punggung operasional ecolodge, mulai dari staf manajemen hingga pelaku UMKM.
Keterlibatan ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Semangat pelestarian budaya dan peningkatan taraf hidup masyarakat tercermin dalam setiap aspek pengelolaan ecolodge.
Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional, seperti tarian dan musik Dayak, serta mencoba permainan rakyat. Lamin Guntur Ecolodge juga sering menjadi tuan rumah festival adat, memberikan kesempatan langka untuk menyaksikan tradisi Dayak Basap yang masih lestari.
Kehadiran Lamin Guntur Ecolodge bukan hanya berkontribusi pada pariwisata Kalimantan Timur, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam, serta pelestarian budaya lokal.
Lamin Guntur Ecolodge adalah lebih dari sekadar destinasi wisata; ia adalah sebuah pengalaman yang menggabungkan keindahan alam yang menakjubkan dengan kearifan lokal yang kaya. Dengan mengunjungi Lamin Guntur, Anda tidak hanya menikmati keindahan alam Kalimantan Timur, tetapi juga turut berkontribusi pada pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal.