Berau Kembangkan Ekowisata Berbasis Rotan: Gabungan Alam, Budaya, dan Ekonomi
Pemkab Berau berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk mengembangkan ekowisata berbasis rotan, memadukan keindahan alam, kerajinan tangan, dan budaya Dayak, demi kesejahteraan masyarakat dan pelestarian hutan.

Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berinisiatif mengembangkan sektor ekowisata berbasis rotan. Program ini diluncurkan pada 18 Januari, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memadukan potensi alam, budaya lokal, dan ekonomi masyarakat. Inisiatif ini menjanjikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kerja sama ini melibatkan pemerintah Kampung Long Beliu, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Yayasan Pilar Indonesia, dan didukung oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Berau Barat. Mereka berkolaborasi untuk menciptakan model ekowisata yang berkelanjutan.
"Ekowisata Kampung Rotan" menawarkan paket wisata yang unik dan menarik. Wisatawan dapat menikmati susur sungai dengan perahu ketinting, menyaksikan proses pembuatan anyaman rotan, bahkan ikut serta dalam praktik menganyam langsung bersama perajin lokal. Pengalaman ini memberikan pemahaman lebih dalam mengenai budaya dan kearifan lokal.
Paket wisata ini tidak hanya menawarkan keindahan alam. Pengunjung juga bisa menjelajahi hutan, menyusuri kampung, dan mencicipi kuliner khas Dayak Gai dan Dayak Kenyah. Semua kegiatan ini dirancang untuk tetap menghormati dan melestarikan lingkungan dan budaya setempat.
Menurut Niel Makinuddin, Manajer Senior Program Terestrial YKAN, rotan menawarkan potensi ekonomi yang besar bagi warga sekitar hutan. "Dari umbut hingga batang rotan, semua bisa dimanfaatkan," ujarnya. Umbut rotan dapat menjadi sumber pangan, sementara rotan olahan memiliki nilai jual yang tinggi.
Niel menekankan pentingnya pengelolaan rotan yang berkelanjutan. Ia menjelaskan, "Keberlanjutan rotan dapat menyelamatkan hutan, karena rotan tumbuh baik dengan adanya tegakan pohon." Dengan demikian, masyarakat terdorong untuk menjaga kelestarian hutan karena ketergantungan mereka pada rotan.
Secara historis, rotan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Kalimantan, khususnya Suku Dayak dan Kutai. Anyaman rotan digunakan untuk berbagai perkakas sehari-hari. YKAN, melalui strategi konservasi hutan, berupaya meningkatkan kapasitas dan memfasilitasi pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri rotan yang berkelanjutan.
"Kami meyakini bahwa meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan dengan cara berkelanjutan, bisa menjaga hutan tetap lestari dan secara berkepanjangan," kata Niel. Model ekowisata ini diharapkan menjadi contoh keberhasilan dalam menggabungkan pelestarian lingkungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat.