Lemhannas Bekali Calon Pemimpin Nasional dengan Empat Karakter Utama
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) berharap peserta Program Pendidikan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan ke-25 memiliki empat karakter kepemimpinan utama: kebangsaan, wawasan geopolitik, berpikir kritis, dan pengambilan keputusan.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily, menyampaikan harapannya agar para peserta Program Pendidikan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan ke-25 mampu menunjukkan empat karakter kepemimpinan utama setelah menyelesaikan pendidikan. Program yang berlangsung selama kurang lebih 3,5 bulan ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk TNI, Polri, kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat. Pendidikan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemimpin masa depan Indonesia menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Keempat karakter kepemimpinan yang diharapkan tersebut meliputi karakter kebangsaan yang kuat, wawasan geopolitik yang luas, kemampuan berpikir kritis yang tajam, dan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan bekal karakter-karakter ini, para pemimpin nasional diharapkan mampu merumuskan kebijakan inovatif untuk menjawab tantangan bangsa dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ace Hasan Syadzily menekankan pentingnya kepemimpinan yang mampu mengatasi disrupsi geopolitik global yang tengah terjadi.
Tantangan geopolitik saat ini, menurut Ace, semakin kompleks dengan adanya persaingan ekonomi dan politik antar negara adidaya. Pergeseran hegemoni dari unipolar menuju multipolar, serta pendekatan realisme yang dianut beberapa negara, menciptakan dinamika global yang penuh ketidakpastian. Situasi ini diperparah oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang tanpa batas, berdampak pada perlambatan ekonomi global, terganggunya rantai pasok, dan mengancam ketahanan nasional Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang tangguh dan visioner untuk menghadapi tantangan tersebut.
Karakter Kepemimpinan Nasional yang Dibutuhkan
Ace Hasan Syadzily menjelaskan lebih rinci mengenai empat karakter kepemimpinan nasional yang diharapkan dimiliki oleh para peserta P3N. Karakter kebangsaan, menurutnya, harus berakar pada empat konsensus dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah dinamika sosial dan politik yang kompleks.
Wawasan geopolitik yang luas menjadi karakter penting lainnya. Peserta diharapkan mampu memahami pengaruh dinamika global terhadap ketahanan nasional Indonesia. Memahami peta geopolitik global menjadi kunci dalam merumuskan strategi nasional yang tepat. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika global akan membantu para pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat dan strategis.
Kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk menganalisis berbagai program dan kebijakan strategis nasional. Para pemimpin harus mampu memberikan solusi inovatif dan strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berpikir kritis dan analitis akan membantu pemimpin dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis akar penyebabnya, dan merumuskan solusi yang tepat.
Terakhir, kemampuan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat sangat penting, terutama dalam menghadapi situasi krisis. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada kepentingan nasional dan visi pemerintahan. Kemampuan ini akan membantu para pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif, meskipun dihadapkan pada situasi yang kompleks dan penuh tekanan.
Pentingnya Program P3N di Tengah Disrupsi Geopolitik
Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa program P3N merupakan langkah strategis Lemhannas dalam mempersiapkan pemimpin masa depan Indonesia. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas para peserta dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik, baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Dalam konteks disrupsi geopolitik global yang semakin kompleks, program ini menjadi semakin relevan dan penting.
Ia mencontohkan munculnya tren seperti "Trump 2.0", yang mengutamakan kepentingan nasional dan cenderung mengabaikan kerja sama internasional. Hal ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam hubungan internasional yang perlu dipahami dan diantisipasi oleh para pemimpin Indonesia. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari program P3N, para peserta diharapkan mampu menghadapi tantangan ini dengan bijak dan efektif.
Program P3N juga bertujuan untuk membekali para peserta dengan kemampuan untuk menghadapi dampak disrupsi geopolitik terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk ekonomi dan keamanan nasional. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang mampu menjaga ketahanan nasional Indonesia di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Dengan berakhirnya program pada 19 Agustus 2025, diharapkan para peserta telah siap untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan menghadapi tantangan masa depan dengan penuh keyakinan dan kemampuan.