Libatkan Pengelola Kantin Sekolah dalam Program Makan Bergizi Gratis
Pengamat kebijakan publik menyarankan agar pengelola kantin sekolah dilibatkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) Jakarta untuk meningkatkan efektivitas dan penerimaan program, serta mengatasi keterbatasan infrastruktur.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta yang baru diluncurkan mendapat sorotan dari berbagai pihak. Sejak dimulai 6 Januari 2024, program ini telah menjangkau 37.667 siswa di 118 sekolah, memanfaatkan 13 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Namun, muncul kekhawatiran soal dampaknya terhadap kantin sekolah, sehingga evaluasi program pun menjadi agenda penting.
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, memberikan usulan strategis untuk meningkatkan keberhasilan MBG. Trubus menyarankan agar pengelola kantin sekolah dan kader PKK dilibatkan secara aktif. Menurutnya, keterlibatan mereka sangat krusial, mengingat infrastruktur SPPG yang masih terbatas. Kolaborasi ini diyakini dapat meningkatkan penerimaan program serta membantu pendistribusian makanan bergizi.
Trubus menekankan pentingnya kualitas gizi, bukan hanya kuantitas. Ia menilai, ibu-ibu PKK dan pengelola kantin sekolah lebih memahami preferensi dan kebutuhan gizi anak-anak. Dengan demikian, makanan yang disajikan dapat lebih sesuai dan disukai oleh para siswa. "Makanan bergizi tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas. Dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan pengelola kantin, kita dapat memastikan bahwa makanan yang diberikan sesuai dengan selera dan kebutuhan anak-anak," ujar Trubus.
Lebih lanjut, Trubus menyoroti perlunya perencanaan matang untuk perluasan program MBG. Ia menyarankan perluasan cakupan ke sekolah swasta, madrasah, dan anak-anak yang belum bersekolah. Hal ini membutuhkan peningkatan infrastruktur dan kolaborasi antar sektor yang solid. "Jika dilaksanakan secara bertahap dan melibatkan komunitas lokal, seperti ibu-ibu PKK dan kantin sekolah, saya optimistis program ini akan memberikan dampak besar bagi generasi muda Indonesia," tambahnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menanggapi kekhawatiran soal penurunan omset kantin sekolah. Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa program MBG masih dalam tahap evaluasi. Pemerintah akan meninjau dampak program terhadap kantin sekolah dan mencari solusi terbaik. "Ini kan sementara MBG masih sedang evaluasi ya, dan masih fokus untuk membangun MBG seperti yang direncanakan. Sementara terkait dengan kantin sekolah yang mungkin mengeluh karena mengalami penurunan pembelian, itu pastinya akan kami evaluasi," kata Teguh.
Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pengelola kantin sekolah dan PKK, diharapkan MBG dapat berjalan optimal. Kolaborasi ini diyakini akan memberikan solusi jangka panjang untuk mewujudkan generasi muda Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas. Pentingnya perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program ini.
Kesimpulannya, optimasi program MBG memerlukan pendekatan kolaboratif. Melibatkan pengelola kantin sekolah dan PKK tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas, tetapi juga memastikan program ini diterima dengan baik oleh para siswa dan selaras dengan kebutuhan mereka.