Longsor dan Angin Puting Beliung di Sukabumi: Satu Keluarga Mengungsi
Bencana tanah longsor dan angin puting beliung di dua desa di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat, mengakibatkan kerusakan rumah dan satu keluarga mengungsi, namun tidak ada korban jiwa.

Bencana alam kembali menerjang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pada Kamis, 23 Januari 2023, tanah longsor dan angin puting beliung melanda dua desa di Kecamatan Kabandungan, tepatnya Desa Cianaga dan Desa Tugubandung. Beruntung, peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut keterangan Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, satu keluarga terpaksa mengungsi akibat dampak bencana ini. Informasi detail kerusakan dan dampak bencana diperoleh dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kabandungan.
Di Desa Cianaga, Kampung Jabon, tanah longsor menerjang sebuah rumah. Hujan deras memicu longsornya tebing setinggi tiga meter dan sepanjang empat meter. Material longsoran merusak dinding rumah milik Mardi, yang berdampak pada kerusakan berat dan memaksa lima penghuninya untuk mengungsi. Peralatan rumah tangga dan barang elektronik juga ikut rusak.
Sementara itu, di Desa Tugubandung, dampak angin puting beliung lebih terasa. Di Kampung Cisasah, dua rumah mengalami kerusakan pada atapnya. Kerusakan serupa juga terjadi di Kampung Cicadas, satu rumah mengalami kerusakan atap. Lebih parah lagi di Kampung Tugu, angin puting beliung mengakibatkan dua rumah rusak sedang dan dua rumah rusak ringan, berdampak pada sembilan kepala keluarga atau 27 jiwa. Meskipun terdampak, tidak ada warga yang sampai mengungsi di Desa Tugubandung.
Jenis bantuan yang dibutuhkan saat ini cukup beragam. BPBD Kabupaten Sukabumi membutuhkan 10 paket sembako, 10 paket peralatan rumah tangga, 600 karung, delapan lembar terpal, dan sejumlah material bangunan seperti genteng, kayu, paku, triplek, seng, bata, dan pasir untuk perbaikan rumah-rumah yang rusak.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama di daerah rawan longsor dan angin kencang. Perbaikan infrastruktur dan edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa mendatang. Semoga bantuan segera tersalurkan dan para korban dapat kembali pulih.