Longsor di Timor Tengah Selatan Paksa 200 Warga Mengungsi
Longsor di Desa Oeleu, Timor Tengah Selatan, NTT, menyebabkan 200 warga mengungsi setelah 55 rumah rusak akibat bencana yang terjadi Jumat malam.

Bencana alam kembali melanda Nusa Tenggara Timur. Sekitar 200 warga di Dusun Tuamolo, Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi akibat longsor yang terjadi pada Jumat (9/5) malam sekitar pukul 22.00 WITA. Longsor tersebut mengakibatkan kerusakan pada 55 unit rumah warga, memaksa mereka menyelamatkan diri.
Kepala Desa Oeleu, Yonohrin Mellu, saat dihubungi ANTARA dari Kupang pada Sabtu malam, menjelaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, dampak material cukup signifikan. Para pengungsi membawa sebagian harta benda mereka dan berlindung di kebun yang lebih aman atau di rumah kerabat di desa tetangga.
Pemerintah Desa Oeleu telah berupaya melakukan langkah antisipasi. Sejak 6 Mei 2025, warga telah diimbau untuk mewaspadai potensi bencana mengingat intensitas hujan yang tinggi. Tanda-tanda bencana mulai terlihat pada 7 Mei, dengan retakan tanah yang semakin melebar hingga satu kilometer pada 8 Mei, sebelum akhirnya longsor terjadi pada malam Jumat.
Warga Mengungsi ke Lokasi yang Lebih Aman
Para pengungsi yang berjumlah 200 jiwa tersebar di beberapa lokasi pengungsian. Sebagian besar memilih untuk mengungsi ke kebun-kebun yang berada jauh dari lokasi longsor. Lokasi ini dianggap lebih aman daripada tinggal di rumah yang rawan longsor susulan. Sebagian lainnya mengungsi ke rumah kerabat mereka di desa-desa terdekat.
Kondisi rumah-rumah yang rusak bervariasi, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Proses pendataan kerusakan masih terus dilakukan oleh pemerintah desa setempat dengan koordinasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTS dan instansi terkait lainnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan data yang akurat dan terinci guna penyaluran bantuan.
Meskipun aktivitas hujan di wilayah tersebut telah mereda, kewaspadaan tetap diperlukan. Potensi longsor susulan masih mungkin terjadi, terutama di area yang sudah mengalami retakan tanah sebelumnya. Pemerintah desa dan BPBD terus memantau situasi dan memberikan imbauan kepada warga agar tetap waspada.
Bantuan Pemerintah dan Upaya Penanganan
Pemerintah Desa Oeleu telah melaporkan kejadian ini kepada Pemerintah Kabupaten TTS. Mereka berharap agar bantuan segera diberikan kepada para korban yang terdampak longsor. Bantuan tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal sementara.
BPBD Kabupaten TTS juga telah dilibatkan dalam proses penanganan bencana ini. Mereka bertugas untuk melakukan assesmen lapangan, membantu proses evakuasi, dan menyalurkan bantuan kepada para korban. Koordinasi yang baik antara pemerintah desa, BPBD, dan instansi terkait lainnya sangat penting untuk memastikan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien.
Proses pendataan korban dan kerusakan masih berlangsung. Data yang akurat akan menjadi dasar penentuan jenis dan jumlah bantuan yang dibutuhkan. Pemerintah dan instansi terkait berkomitmen untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban longsor di Desa Oeleu.
Saat ini, upaya fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi dan memastikan keselamatan mereka. Setelah situasi mereda, langkah selanjutnya akan difokuskan pada perbaikan infrastruktur dan pemulihan kehidupan masyarakat yang terdampak.
Kondisi terkini: Hujan di daerah tersebut telah reda dan proses pendataan masih berlangsung. Koordinasi dengan BPBD Kabupaten TTS dan pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan yang tepat sasaran.
- Jumlah pengungsi: 200 jiwa
- Jumlah rumah rusak: 55 unit
- Lokasi bencana: Dusun Tuamolo, Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten TTS, NTT
- Penyebab bencana: Longsor akibat hujan deras