Longsor Ubung, Bali: Kesaksian Korban Selamat dan Duka Mendalam
Bencana longsor di Ubung Kaja, Denpasar, Bali, menewaskan 5 orang dan menyisakan trauma bagi 3 korban selamat yang hendak berangkat kerja ke proyek pembangunan bored pile di Pantai Nyanyi.
Longsor Ubung, Bali: Kesaksian Korban Selamat dan Duka Mendalam
Sebuah longsor dahsyat terjadi di Desa Ubung Kaja, Denpasar, Bali, Senin pagi pukul 07.30 WITA. Peristiwa ini menelan lima korban jiwa dan meninggalkan tiga orang selamat yang mengalami trauma mendalam. Kejadian ini bermula dari sebuah rumah kos yang dihuni oleh para pekerja proyek bored pile di Pantai Nyanyi.
Salah satu korban selamat, Vicky Fernando (18), menceritakan kronologi kejadian nahas tersebut. Ia dan tujuh rekannya hendak berangkat kerja. "Kami mau berangkat kerja," ujar Fernando di Denpasar. "Saya baru mandi ganti baju, nah itu langsung longsor akhirnya kena semua. Tadi saya sudah pakai celana tapi ganti sarung karena sakit kena batu besar," tambahnya.
Saat longsor terjadi, tanah setinggi 50 meter dari belakang rumah kos menerjang bangunan tersebut. Delapan orang berada di dalam kos saat itu: Vicky, Rokim, Didik, Franky, Sarif, Tresno, Wito, dan Dwi. Rokim dan Franky berhasil selamat, sementara Didik meninggal dunia. "Mas Didik sekamar sama saya," kenang Fernando. "Waktu longsor di depan saya pas, mau buka pintu tidak bisa sudah ketiban duluan. Kalau Pak Sarif lagi tidur, Pak Tresno lagi masak, Pak Wito memasak, Dwi tiduran main HP."
Fernando berhasil menyelamatkan diri dengan menyelinap di antara reruntuhan. Rokim dan Franky mendapat pertolongan warga. Fernando mengalami luka parah di paha kanan akibat tertimpa batu besar dan dilarikan ke RS Surya Husada. Rokim masih dirawat di rumah sakit yang sama, sementara Franky menunggu jenazah kakaknya, Didik.
Imam Wahyu, salah satu penghuni kos, telah pulang pukul 06.30 WITA, sementara Sulaiman berhasil menyelamatkan diri setelah diterjang batu pertama. Dari sepuluh penghuni kos, tiga orang selamat dan lima meninggal dunia. Korban meninggal yang terakhir ditemukan, Sarif (sekitar 60 tahun), ditemukan di kamarnya yang berada di ujung bangunan. "Terakhir Pak Sarif lagi tidur kan kakinya bengkak tidak bisa kemana-mana cuma bisa di kamar itu mojok di situ," jelas Fernando.
Para korban selamat saat ini mendapat tempat tinggal sementara dan bantuan dari Pemkot Denpasar. Ironisnya, surat-surat identitas mereka hilang dalam peristiwa ini, menyulitkan langkah selanjutnya. Trauma mendalam pun masih dirasakan para korban selamat.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di area pembangunan. Meskipun para pekerja menyadari adanya pembangunan tanggul di atas rumah kos yang beberapa kali mengakibatkan jatuhnya pasir, mereka tak menyangka akan terjadi longsor besar.
Insiden ini juga menggarisbawahi pentingnya keselamatan kerja dan langkah antisipasi yang lebih efektif dalam proyek konstruksi di daerah rawan bencana.