Longsor di Ubung, Denpasar: Evakuasi Warga Selamatkan Korban
Longsor di Ubung Kaja, Denpasar, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka; warga sekitar melakukan evakuasi awal sebelum tim SAR tiba.
Insiden tanah longsor yang terjadi di Ubung Kaja, Denpasar, Bali, Senin pagi pukul 07.30 WITA, telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. Kejadian ini bermula ketika warga sekitar mendengar teriakan minta tolong dari lokasi longsoran yang terjadi di sebuah bangunan kos di dataran tinggi dekat Kantor Desa Ubung Kaja.
Sulastra, anggota Linmas Desa Ubung Kaja, menjelaskan bahwa ia melihat longsoran tanah yang cukup besar, disertai suara gemuruh dan debu yang banyak. Meskipun longsoran tidak sampai ke jalan raya, kerusakan bangunan kos membuat warga tergerak untuk melakukan evakuasi mandiri. Ia langsung menghubungi BPBD dan Basarnas Bali untuk meminta bantuan.
Kejadian ini mengejutkan warga sekitar karena tidak ada hujan deras sebelumnya, selain gerimis di malam harinya. Proyek pembangunan di lokasi tersebut baru tahap fondasi, sehingga longsoran ini tidak diprediksi sebelumnya. Edi Sunarjo, rekan kerja para korban, menyatakan bahwa delapan orang rekannya berada di dalam rumah kos saat kejadian. Ia dan warga lainnya berhasil menemukan dan menyelamatkan Rokim, salah satu korban yang masih hidup dan terjebak di reruntuhan.
Para korban, yang berasal dari Jawa Timur, baru sekitar dua minggu tinggal di rumah kos tersebut. Mereka berpendapat bahwa proyek pembangunan di atas rumah kos tersebut mungkin menjadi faktor penyebab longsor. Getaran dari proyek tersebut, menurut mereka, dapat melemahkan struktur tanah.
Proses evakuasi dilakukan secara gabungan oleh Basarnas Bali, tim SAR, dan warga sekitar. Hingga pukul 12.00 WITA, enam korban berhasil dievakuasi. Tiga orang selamat dengan luka-luka, sementara tiga orang lainnya meninggal dunia. Para korban yang selamat dan meninggal dunia langsung dibawa ke RS Surya Husada dan RS Prof Ngoerah untuk mendapatkan perawatan medis.
Korban luka-luka adalah Frengki, Nado, dan Rokim, sedangkan korban meninggal adalah Didik, Dwi, dan satu korban lainnya yang identitasnya belum diketahui. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana, terutama di daerah yang berpotensi rawan longsor.
Peristiwa ini menunjukan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana, bahkan di area yang sebelumnya dianggap aman. Investigasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti longsor dan memastikan langkah pencegahan di masa mendatang.