Hujan Deras Picu Longsor Maut di Denpasar, 5 Orang Tewas
Hujan intensitas tinggi mengakibatkan tanah longsor di Desa Ubung Kaja, Denpasar, Bali, menewaskan lima orang dan Badan Geologi memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa.
Longsor Maut di Denpasar Akibat Hujan Deras
Bencana tanah longsor di Desa Ubung Kaja, Denpasar, Bali, pada Senin, 20 Januari 2024, telah menelan lima korban jiwa. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi dan durasi lama menjadi penyebab utama tragedi ini.
Analisis Badan Geologi: Faktor Penyebab Longsor
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, lokasi bencana berada di zona rendah potensi gerakan tanah. Meskipun demikian, wilayah dengan potensi longsor rendah tetap berisiko, terutama di area dekat lembah sungai, lereng curam, tebing jalan, dan lereng yang terganggu. Wafid menambahkan bahwa hujan deras dan gempa bumi dapat memicu gerakan tanah, baik yang lama maupun yang baru.
Longsor dapat terjadi pada berbagai kemiringan lereng, dari landai hingga curam, tergantung kondisi geologi setempat. Di lokasi kejadian, batuan penyusunnya termasuk dalam satuan batuan gunung api kelompok Buyan-Bratan dan Batur (Qpbb), terdiri dari tuf dan lahar. Tidak ditemukan struktur geologi seperti sesar atau lipatan di sekitar lokasi, yang berada pada elevasi 45-50 meter di atas permukaan laut.
Kondisi Geografis dan Faktor Manusia Memperparah Situasi
Desa Ubung Kaja umumnya berupa dataran, namun memiliki lereng curam di sekitar lembah sungai. Selain hujan deras, kemiringan lereng yang curam, sifat tanah vulkanik yang mudah luruh, dan pembangunan tembok penahan yang tidak sesuai standar teknis juga berkontribusi pada bencana ini.
Rekomendasi Pencegahan dari Badan Geologi
Untuk mencegah kejadian serupa, Badan Geologi merekomendasikan beberapa langkah penting. Di antaranya: menghindari penebangan pohon besar sembarangan, memotong lereng sesuai kaidah geologi teknik, membangun dinding penahan lereng hingga ke batuan dasar, memperkuat lereng dengan pondasi yang menembus batuan dasar, dan menurunkan geometri lereng di area yang sudah longsor.
Langkah lainnya termasuk mengosongkan rumah rusak berat dan yang berada di area longsoran, menghindari berkumpul di area bencana, dan tidak membangun permukiman di bawah area longsoran atau tebing curam. Penting juga untuk meningkatkan sosialisasi terkait pemahaman gerakan tanah.
Kesimpulan
Longsor di Denpasar menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana. Perpaduan antara faktor alam, seperti hujan deras, dan faktor manusia, seperti pembangunan yang tidak memperhatikan kaidah teknis, dapat berujung pada tragedi yang merenggut nyawa. Rekomendasi dari Badan Geologi perlu diperhatikan serius untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.