Mahasiswa Unand Ajarkan Warga Buat Obat Kudis Tradisional
Mahasiswa KKN Unand melatih warga Nagari Koto Tinggi, Limapuluh Kota, membuat obat kudis alami dari ekstrak daun gamal untuk ternak, sebagai bagian dari program KKN tematik 2025.
![Mahasiswa Unand Ajarkan Warga Buat Obat Kudis Tradisional](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230216.722-mahasiswa-unand-ajarkan-warga-buat-obat-kudis-tradisional-1.jpg)
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) berbagi ilmu berharga kepada masyarakat Nagari Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Mereka mengajarkan cara membuat obat kudis (skabies) dari bahan alami, tepatnya pada Jumat, 31 Januari 2025.
Sasaran pelatihan ini adalah kelompok peternak kambing di wilayah tersebut. Inisiatif ini merupakan bagian dari program KKN Unand yang berkolaborasi dengan perangkat nagari dan penyuluh pertanian setempat. Pembicara utama, Afdhol Okta Prianda dari Fakultas Peternakan Unand, menjelaskan metode pembuatan obat kudis herbal yang inovatif.
Obat Kudis Alami dari Daun Gamal
Afdhol memperkenalkan formulasi obat kudis memanfaatkan ekstrak daun gamal, kayu hujan, dan cebreng yang diekstrak menggunakan minyak goreng. Pemilihan daun gamal didasarkan pada kandungan kumarin di dalamnya, yang efektif membunuh tungau Sarcoptes scabiei penyebab kudis. Analisis fitokimia menunjukkan ekstrak daun gamal kaya akan flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan steroid, yang memiliki sifat antiparasit.
Lebih lanjut, Afdhol menjelaskan bahwa senyawa aktif seperti tanin, flavonoid, dan saponin dalam ekstrak ini tak hanya mampu membunuh tungau, tetapi juga meredakan gejala seperti gatal dan iritasi. Penggunaan topikal secara rutin dipercaya dapat mempercepat penyembuhan. Keunggulan lain, daun gamal mudah didapatkan di pedesaan, seringkali ditanam sebagai pagar.
Manfaat Pelatihan dan KKN Tematik
Pelatihan ini diharapkan memberdayakan peternak lokal dalam menangani wabah kudis pada ternak mereka. Selain pengobatan, pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi ternak juga ditekankan sebagai langkah pencegahan. Program ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga kolaborasi nyata antara mahasiswa dan masyarakat, sekaligus implementasi teori perkuliahan.
Kepala UPT Pembelajaran di Luar Kampus Unand, Jonrinaldi, menambahkan bahwa program KKN Unand tahun 2025 mengusung metode tematik dan dilaksanakan dua kali setahun, yaitu Januari-Februari dan Juli-Agustus. Inovasi ini menandai langkah maju dalam program KKN Unand.
Inisiatif mahasiswa Unand ini patut diapresiasi. Mereka tak hanya sekadar menyelesaikan kewajiban KKN, tetapi juga berkontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui solusi praktis dan berkelanjutan.