ITS Pamerkan Motor Listrik EVITS di KSTI 2025: Siap Dorong Industrialisasi Nasional dengan TKDN 60 Persen!
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bangga pamerkan **motor listrik EVITS** di KSTI 2025. Inovasi ini siap bersaing di pasar nasional dengan TKDN tinggi, akankah jadi primadona baru?

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan inovasinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Mereka sukses memamerkan sepeda motor listrik terbarunya, EVITS, di ajang Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Pameran bergengsi ini berlangsung di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, pada Sabtu, 9 Agustus 2025, menarik perhatian banyak pihak.
Kehadiran EVITS menandai langkah maju ITS dalam mendukung industrialisasi nasional yang berkelanjutan. Motor listrik ini merupakan pengembangan lanjutan dari GESITS, motor listrik generasi pertama yang telah dipasarkan sebelumnya. Inovasi ini diharapkan mampu mendorong kemandirian industri kendaraan listrik di Indonesia, mengurangi ketergantungan impor.
Menurut Nur Khamim, Team Support Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS, EVITS dirancang ergonomis dan memiliki akselerasi yang sangat baik. Motor ini siap bersaing di pasar otomotif nasional dengan performa yang menjanjikan. Pameran ini menjadi platform penting untuk memperkenalkan potensi teknologi dalam negeri kepada khalayak luas.
Spesifikasi Unggul dan Tingkat Komponen Dalam Negeri EVITS
Mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS, Vincentius Gusti Putu Agung Bagus Mahendra, menjelaskan detail spesifikasi EVITS secara rinci. Motor listrik ini ditenagai oleh dua baterai lithium berkapasitas 60 volt, memastikan pasokan energi yang stabil. Kombinasi ini menjamin performa optimal untuk penggunaan sehari-hari, baik di perkotaan maupun perjalanan jarak menengah.
EVITS mampu mencapai kecepatan maksimal 55 kilometer per jam, menjadikannya pilihan ideal untuk mobilitas harian. Dengan kapasitas baterainya, motor ini dapat menempuh jarak hingga 110 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Kemampuan jarak tempuh yang impresif ini sangat cocok untuk perjalanan komuter tanpa kekhawatiran kehabisan daya.
Salah satu keunggulan utama EVITS adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 60 persen. Angka ini menunjukkan komitmen ITS dalam mendukung kemandirian industri otomotif nasional secara konkret. Pencapaian TKDN yang tinggi ini merupakan langkah signifikan menuju produksi massal yang lebih mandiri.
Peningkatan TKDN pada EVITS juga selaras dengan upaya pemerintah dalam mendorong produk lokal berkualitas. Hal ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada komponen impor yang mahal. Tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekosistem industri dalam negeri secara keseluruhan.
Dukungan Pemerintah dan Visi Industrialisasi Nasional
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, turut menyoroti pentingnya penguatan teknologi dan talenta. Ia menekankan urgensi peningkatan kapasitas teknologi dan sumber daya manusia nasional. Hal ini dianggap sebagai fondasi penting menuju ekonomi berbasis pengetahuan yang lebih maju dan berdaya saing.
Menurut Brian, Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya alam strategis yang melimpah. Potensi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk hilirisasi dan lompatan industrialisasi bernilai tambah tinggi. Penguasaan sains dan teknologi menjadi kunci utama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara merata.
Para peneliti dan akademisi memiliki peran mulia dalam memajukan industri dan inovasi. Mereka juga bertanggung jawab dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang siap bersaing secara global. Kolaborasi erat antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat krusial untuk mencapai tujuan ini secara efektif.
KSTI 2025: Platform Integrasi Riset dan Industri
Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 berlangsung selama tiga hari penuh. Acara ini diselenggarakan dengan sukses dari tanggal 7 hingga 9 Agustus 2025 di Bandung. KSTI 2025 berhasil mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Selain itu, sekitar 1.000 peneliti terbaik dari seluruh Indonesia juga turut hadir dalam konvensi ini. Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri. Fokus utamanya adalah pada delapan sektor prioritas yang dianggap sangat strategis bagi kemajuan bangsa.
Sektor-sektor tersebut meliputi pangan, energi, kesehatan, pertahanan, dan maritim. Ada juga hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju. Pemilihan sektor ini didasarkan pada kebutuhan strategis Indonesia untuk masa depan.
Tujuannya adalah untuk mencapai kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global di kancah internasional. KSTI 2025 menjadi wadah penting untuk diskusi, kolaborasi, dan pertukaran ide-ide inovatif. Ini diharapkan dapat mempercepat inovasi dan implementasi teknologi di berbagai bidang vital.