Makassar Dukung Penuh Program Makanan Bergizi Gratis, Satu Orang Per Kecamatan Ditugaskan!
Pemkot Makassar menugaskan satu orang per kecamatan untuk mengkoordinasikan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) guna mendukung program pemerintah pusat dalam mengatasi stunting dan memberdayakan UMKM lokal.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengumumkan penugasan satu orang di setiap kecamatan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pengumuman ini disampaikan pada Kamis di Makassar. Langkah ini merupakan bentuk dukungan nyata Pemkot Makassar terhadap program pemerintah pusat yang diinisiasi Presiden untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. Program ini juga diharapkan dapat mendorong perekonomian lokal melalui pemberdayaan UMKM.
Munafri Arifuddin menekankan komitmen Pemkot Makassar dalam mendukung penuh program MBG. Ia menyatakan bahwa Pemkot siap menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam pelaksanaan program ini. Hal ini sejalan dengan visi Makassar sebagai kota yang unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan, di mana setiap warga memiliki akses terhadap layanan dasar, termasuk pemenuhan gizi yang layak. Bahkan, Pemkot siap membantu pembangunan dapur SPPG jika diperlukan, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan mitra.
Kepala BGN telah menyampaikan pentingnya program MBG dalam retret kepala daerah beberapa waktu lalu. Presiden sendiri sangat mendukung program ini sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah stunting yang menjadi perhatian nasional. Oleh karena itu, penugasan petugas di tingkat kecamatan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan program MBG berjalan efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.
Koordinasi MBG di Tingkat Kecamatan
Koordinasi pelaksanaan MBG di tingkat kecamatan akan dilakukan oleh sekretaris camat, yang akan ditunjuk sebagai Satuan Tugas (Satgas) MBG. Wali Kota Munafri Arifuddin menegaskan, "Pemerintah kota yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat pasti akan mendukung penuh. Saya akan beri masing-masing satu orang per kecamatan untuk koordinasi dengan kalian. Mungkin sekretaris camat yang akan koordinasi langsung. Nanti sekretaris camat jadi Satgas MBG. Kita akan buat aturan baru untuk itu," ujarnya.
Langkah ini diharapkan dapat mempermudah pengawasan dan memastikan penyaluran bantuan makanan bergizi tepat sasaran. Sekretaris camat sebagai Satgas MBG akan bertanggung jawab atas koordinasi, distribusi, dan monitoring program di wilayah kerjanya. Dengan adanya koordinasi yang terstruktur, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efisien dan efektif.
Pemkot Makassar juga menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi lebih jauh, termasuk dalam pembangunan dapur SPPG jika diperlukan. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk mendukung program MBG dan memastikan keberhasilannya dalam mengatasi masalah gizi buruk di Kota Makassar.
Program MBG dan Sasaran Penerima Manfaat
Kepala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Badan Gizi Nasional (BGN), Muhammad Abdillah Satar, menjelaskan bahwa Program MBG dirancang untuk memberikan akses makanan bergizi kepada kelompok rentan. Sasaran penerima manfaat meliputi:
- Anak sekolah dari tingkat TK hingga SMP
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
- Anak di bawah dua tahun (baduta)
Program MBG merupakan salah satu Asta Cita Presiden dan diharapkan dapat mengintervensi masalah stunting di Indonesia. Program ini juga memiliki pendekatan berbasis komunitas dengan mendukung perekonomian lokal melalui penggunaan bahan baku dari UMKM.
Setiap dapur SPPG mampu melayani hingga 3.500 penerima manfaat, dengan alokasi khusus bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta sebanyak 10 persen dari total penerima. Penggunaan bahan baku dari UMKM lokal juga bertujuan untuk meningkatkan perputaran ekonomi di daerah.
"Satu dapur SPPG bisa layani 3.000-3.500 penerima manfaat. Dari situ, 10 persennya harus masuk ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta," kata Muhammad Abdillah. "Untuk produksinya, bahan baku makanan kami dianjurkan mengambil dari UMKM lokal. Tujuannya bukan cuma stunting, tetapi juga menimbulkan perputaran ekonomi," tambahnya.
Dengan dukungan penuh dari Pemkot Makassar dan strategi yang terarah, Program MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penurunan angka stunting dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Makassar, sekaligus memberdayakan UMKM lokal.