Mendikbud Imbau Guru Waspada Medsos: Hindari Konten Sensasional dan Hoaks
Mendikbud mengingatkan guru agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial, menghindari konten sensasional dan hoaks, serta waspada terhadap penipuan online.

Metro, Lampung, 26 April 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Prof. Abdul Mu'ti, memberikan imbauan penting kepada para guru di Indonesia terkait penggunaan media sosial (medsos). Di era digital yang serba cepat ini, maraknya konten sensasional dan hoaks menjadi perhatian serius. Imbauan tersebut disampaikan langsung oleh Mendikbudristek saat membuka Pekan Olahraga dan Seni SMK Muhammadiyah (Porsikam) di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Provinsi Lampung, Sabtu lalu.
Dalam sambutannya, Prof. Abdul Mu'ti menyoroti fenomena konten medsos yang mengejar popularitas semata. "Sekarang ini banyak konten yang hanya mencari sensasi untuk sesuap nasi. Yang penting viral, padahal isi kontennya belum tentu kebenarannya," tegas Mendikbudristek. Beliau juga menekankan bahaya konten fitnah dan berita menyesatkan yang mudah tersebar di dunia maya.
Oleh karena itu, Mendikbudristek meminta para guru untuk lebih bijak dan selektif dalam mengonsumsi serta menyebarkan informasi di medsos. "Ada lagi gerakan baru 'no viral no justice' atau kalau tidak viral tidak ada penegakan, makanya kadang didramatisasi yang belum tentu kebenarannya," terang Prof. Abdul Mu'ti, mengingatkan akan pentingnya verifikasi informasi sebelum dibagikan.
Imbauan Waspada Penipuan Online
Tidak hanya sebatas penggunaan medsos, Mendikbudristek juga mengingatkan masyarakat, khususnya para guru, untuk berhati-hati dalam mencari pekerjaan melalui jalur online. Banyak kasus penipuan dan perdagangan manusia yang memanfaatkan platform online untuk melancarkan aksinya.
"Masyarakat Indonesia yang saat ini tertahan di negara Kamboja dan Myanmar itu rata-rata karena korban penipuan. Jadi harus hati-hati betul jika mencari kerja lewat jalur online," imbaunya, memberikan peringatan serius akan bahaya penipuan online yang semakin meningkat.
Imbauan ini sangat relevan mengingat semakin banyaknya peluang kerja yang ditawarkan melalui media online, sehingga kewaspadaan menjadi kunci utama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Penting bagi setiap individu untuk melakukan verifikasi dan pengecekan terhadap informasi yang diterima sebelum mengambil keputusan.
Pengembangan Kurikulum Deep Learning
Di sisi lain, Prof. Abdul Mu'ti juga menyampaikan perkembangan kurikulum deep learning yang tengah dikembangkan oleh Kemendikbudristek. Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.
Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya menerima banyak materi pelajaran, tetapi juga mampu memahami dan memaknai setiap topik yang dipelajari secara mendalam. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan visi Mendikbudristek untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang positif dan kondusif. "Kita ingin pendidikan yang dalam pelaksanaannya guru semangat memberikan pendidikan yang terbaik, semangat mencintai ilmu, mencintai murid dan murid mencintai guru," ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang bebas dari perundungan dan menciptakan rasa bahagia serta hormat bagi setiap siswa. "Pendidikan tanpa bullying, tanpa perundungan, semua murid merasa bahagia dan murid merasa terhormat," tutup Prof. Abdul Mu'ti.
Dengan demikian, imbauan Mendikbudristek ini tidak hanya menekankan pentingnya bijak bermedsos, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan kurikulum yang lebih bermakna dan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.