Mendikbudristek: Kampus Harus Berdampak Nyata bagi Masyarakat
Mendikbudristek Satrio Brodjonegoro menekankan pentingnya kontribusi perguruan tinggi bagi masyarakat, mendorong riset relevan meskipun tanpa indeks Scopus, dan menghargai passion dosen dalam pengabdian, pendidikan, atau riset.
![Mendikbudristek: Kampus Harus Berdampak Nyata bagi Masyarakat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230146.631-mendikbudristek-kampus-harus-berdampak-nyata-bagi-masyarakat-1.jpg)
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mendikbudristek, Satrio Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Jumat 31 Januari 2024. Beliau menekankan pentingnya perguruan tinggi keluar dari zona nyaman sebagai 'menara gading' dan berkontribusi aktif untuk kemajuan bangsa.
Mendikbudristek menegaskan pentingnya penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menurutnya, harus menjadi prioritas utama bagi semua kampus di Indonesia. Beliau mendorong dosen untuk menekuni bidang yang sesuai passion mereka, baik dalam pengajaran, riset, maupun pengabdian masyarakat, asalkan memberikan manfaat yang signifikan.
Salah satu contoh yang diangkat Mendikbudristek adalah program swasembada pangan Presiden. Kementeriannya berdiskusi dengan Kementerian Pertanian untuk mencari solusi guna mencapai target tersebut. Namun, ternyata banyak dosen yang enggan meneliti bidang pertanian karena terkendala persyaratan pengangkatan guru besar yang mensyaratkan publikasi di jurnal terindeks Scopus.
Menjawab tantangan ini, Mendikbudristek Satrio menyatakan kebijakan baru. Ia menyatakan bahwa publikasi di jurnal bereputasi internasional seperti Scopus, bukan lagi satu-satunya syarat untuk menjadi guru besar. Penelitian yang relevan dan berdampak besar bagi kemajuan bangsa, meskipun tidak terindeks Scopus, akan tetap dihargai dan diakui. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak dosen berkontribusi pada isu-isu penting bagi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, Mendikbudristek menekankan pentingnya riset yang fokus pada permasalahan riil di Indonesia, termasuk di bidang pertanian. Riset yang bermanfaat bagi pembangunan masyarakat akan diprioritaskan, meskipun tidak memiliki publikasi di jurnal dengan indeks tinggi. Dengan kebijakan ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi dan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Kesimpulannya, Mendikbudristek mendorong perubahan paradigma dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia. Perguruan tinggi tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan solusi untuk permasalahan masyarakat. Kebijakan baru mengenai pengangkatan guru besar ini diharapkan dapat mendorong dosen untuk berkontribusi lebih banyak pada pembangunan bangsa, sejalan dengan visi untuk menciptakan kampus yang berdampak nyata.