Menhut Bantah Penutupan TNBTS Terkait Temuan Ladang Ganja: Kerja Sama dengan Kepolisian Ungkap Kasus
Menteri Kehutanan menjelaskan penemuan ladang ganja di TNBTS merupakan hasil kolaborasi dengan kepolisian, bukan alasan penutupan taman nasional.

Penemuan ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah menjadi sorotan publik. Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, memberikan klarifikasi terkait isu tersebut dan membantah tudingan bahwa penutupan TNBTS berkaitan dengan penemuan ladang ganja tersebut. Penemuan ladang ganja ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kehutanan dan Kepolisian RI, yang melibatkan penggunaan teknologi drone dan pemetaan wilayah secara intensif.
Dalam pernyataan resmi di Jakarta, Selasa, Menhut Antoni menegaskan bahwa ladang ganja tersebut bukanlah hasil kelalaian pihak TNBTS. Ia menekankan bahwa penemuan ladang ganja merupakan hasil kolaborasi aktif dengan pihak kepolisian. Proses penemuan melibatkan teknologi canggih seperti drone dan pemetaan, serta kerja keras tim gabungan yang terdiri dari petugas Taman Nasional, Polisi Hutan, dan pihak kepolisian.
Menhut Antoni juga membantah isu yang mengaitkan penutupan TNBTS dengan adanya ladang ganja. Ia menjelaskan bahwa penggunaan drone dan kolaborasi dengan kepolisian justru bertujuan untuk mengungkap dan memberantas perkebunan ganja ilegal tersebut. "Pakai drone segala macam, dan itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional," tegas Menhut Antoni. Ia menambahkan bahwa stafnya tidak terlibat dalam penanaman ganja ilegal, "InsyaAllah staf kami tidak ada yang begitu, ada juga paling nanam singkong," tambahnya.
Kerja Sama dan Teknologi Canggih Ungkap Ladang Ganja
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai proses pengungkapan ladang ganja tersebut. Ia menjelaskan bahwa temuan ladang ganja tersebut terjadi pada bulan September 2024, berawal dari penyelidikan Polri yang menangkap tersangka pemilik ladang ganja. Pihak TNBTS kemudian membantu mengungkap lokasi ladang ganja tersebut dengan menurunkan petugas, Polisi Hutan, dan Manggala Agni.
Teknologi drone memainkan peran penting dalam proses pemetaan wilayah dan penemuan lokasi ladang ganja yang tersembunyi. "Itu kan sebenarnya temuan pada bulan September 2024, waktu itu memang ada penyelidikan Polri yang menangkap tersangka yang punya ladang ganja tersebut, lalu kita dari Taman Nasional ini membantu mengungkapkan dimana ladang ganja itu. Karena ladang ganja itu biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan, sehingga kita menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional waktu itu, Polhut, Masyarakat Mitra Polhut dan juga Manggala Agni yang ada di sana, semua turun ke lapangan dibantu dengan teknologi drone," jelas Satyawan.
Setelah lokasi teridentifikasi, tim gabungan melakukan pemetaan area yang ditanami ganja, menghitung jumlah tanaman, dan selanjutnya mencabut tanaman ganja tersebut sebagai barang bukti. Proses ini diawasi ketat hingga ke pengadilan. "Kita petakan, ada beberapa titik yang ada ganjanya, kita hitung, lalu dilakukan pencabutan dan setelah itu tentu ada proses ke pengadilan, jadi mulai dari awal penemuan ladang ganja itu sampai dengan pembersihan dan proses pengadilan kita terus lakukan pengawalan," tuturnya.
Kemenhut berkomitmen untuk meningkatkan patroli di taman nasional guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pentingnya Kolaborasi dan Pencegahan
Penemuan ladang ganja di TNBTS menyoroti pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam menjaga kelestarian lingkungan dan penegakan hukum. Penggunaan teknologi modern seperti drone terbukti efektif dalam mendeteksi aktivitas ilegal di area yang sulit dijangkau. Ke depan, perlu ditingkatkan pengawasan dan patroli di area-area rawan untuk mencegah penanaman ilegal dan melindungi keanekaragaman hayati di taman nasional.
Langkah-langkah pencegahan yang komprehensif, termasuk edukasi kepada masyarakat sekitar, perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan konservasi di TNBTS dan taman nasional lainnya. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sangat krusial dalam upaya menjaga kelestarian alam dan mencegah aktivitas ilegal seperti penanaman ganja.
Dengan adanya transparansi dan penjelasan dari pihak Kemenhut, diharapkan isu penutupan TNBTS terkait ladang ganja dapat terbantahkan. Fokus utama saat ini adalah penegakan hukum dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.