Mensos Dorong Wong Cilik Naik Kelas, Berharap Bebas dari Ketergantungan Bansos
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mendorong kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar terlepas dari ketergantungan bantuan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, dalam kunjungan Safari Ramadhan di Nganjuk, Jawa Timur, menekankan pentingnya kemandirian bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Kunjungan tersebut, yang dilakukan pada Minggu, 9 April 2024, bertujuan untuk memastikan efektivitas program Kemensos dan mendorong KPM untuk naik kelas secara ekonomi. Mensos bertemu langsung dengan 400 KPM di Masjid Agung Al Jali Desa Bungur, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Dalam sambutannya, Mensos Saifullah Yusuf menyatakan bahwa bantuan sosial (bansos) semestinya tidak menjadi sandaran hidup jangka panjang. Ia berharap, melalui program pemberdayaan yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan, KPM dapat meningkatkan kesejahteraan dan mencapai kemandirian ekonomi. "Saya bisa lihat secara langsung bagaimana profil dari penerima manfaat ini, karena kita (punya) suatu rencana strategis ke depan lewat program yang terarah, terpadu dan berkelanjutan," ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Mensos juga menyoroti peran krusial pendamping sosial dalam mendorong graduasi KPM. Ia menegaskan bahwa bansos bersifat sementara dan harus beralih pada program pemberdayaan yang lebih berkelanjutan. "Dari penerima bantuan sosial, mudah-mudahan dengan pemberdayaan mereka sudah bisa menjadi lebih mandiri, (menjadi) keluarga yang lebih berdaya,” kata Mensos Saifullah Yusuf.
Peran Pendamping Sosial dan Target Graduasi KPM
Kemensos telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp474 miliar di Kabupaten Nganjuk, terdiri dari PKH Rp167,8 miliar dan Program Sembako Rp286,8 miliar. Alokasi ini termasuk yang tertinggi di Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan di wilayah tersebut. Untuk memastikan efektivitas program, peran 173 pendamping PKH sangat penting.
Mensos menargetkan setiap pendamping mampu mendorong 10 KPM untuk graduasi setiap tahun. Artinya, diharapkan 1.730 KPM PKH dapat lepas dari ketergantungan bansos setiap tahunnya. "Pendamping PKH harus bikin rencana baru, pola pikir baru, dan semangat baru (untuk mendorong graduasi KPM),” tegas Mensos.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menambahkan bahwa masyarakat harus memiliki penghasilan sendiri, terutama mereka yang masih sehat dan produktif. "Kalau kita sudah punya penghasilan sendiri, masyarakat kita makmur, kalau masyarakat kita makmur, negara kita maju, negara makmur. Negara kita menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tambahnya.
Pembagian Bansos dan Visi Kemajuan
Pada kesempatan tersebut, Mensos Saifullah Yusuf juga membagikan paket bansos berupa beras, minyak goreng, dan gula kepada KPM. Kemensos menargetkan semakin banyak keluarga yang dapat hidup mandiri melalui berbagai program pemberdayaan, tanpa bergantung pada bansos.
Upaya ini sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026 dan menciptakan kondisi di mana wong cilik 'iso gemuyu' atau warga bisa tersenyum. Program-program pemberdayaan yang dicanangkan diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Kesimpulan: Kunjungan Mensos ke Nganjuk menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dorongan untuk kemandirian KPM dan peran aktif pendamping sosial menjadi kunci keberhasilan program-program pemberdayaan yang dicanangkan.