Mimika Libatkan Penyintas TB untuk Percepatan Penanggulangan
Dinas Kesehatan Mimika berencana melibatkan penyintas tuberkulosis sebagai Liaison Officer untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mempercepat deteksi kasus TB di Mimika pada tahun 2025, serta berencana menggunakan teknologi TCM dan X-Ray portable.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua Tengah, berencana mengambil langkah inovatif dalam penanggulangan Tuberkulosis (TB). Pada tahun 2025, mereka akan melibatkan penyintas TB sebagai bagian penting dari strategi penanganan penyakit ini. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas program dan mempercepat penurunan angka kasus TB di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra, menjelaskan bahwa penyintas TB akan dilatih dan ditunjuk sebagai Liaison Officer (LO). Tugas para LO ini adalah menjadi penghubung antara fasilitas kesehatan dan pasien TB. Mereka akan berbagi pengalaman dan pemahaman mereka tentang penyakit ini kepada pasien lainnya, membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan.
"Karena sebagai mantan pasien TB, mereka sudah pernah melalui proses pengobatan dan memahami tantangannya. Pengalaman ini sangat berharga untuk disampaikan kepada pasien TB lainnya," kata Ubra dalam keterangannya di Timika, Minggu lalu.
Ubra juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam keberhasilan pengobatan TB. Kepatuhan pasien sangat bergantung pada dukungan keluarga. Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat tingginya angka kasus TB di Mimika yang mencapai lebih dari dua ribu orang.
Untuk meningkatkan deteksi dini dan mempercepat penanganan, Dinas Kesehatan Mimika berencana menerapkan standar pemeriksaan TB menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM). Selain itu, dalam rencana kerja tahun 2026, mereka mengusulkan pengadaan alat X-Ray portable.
Alat X-Ray portable ini akan sangat membantu dalam mendeteksi kasus TB di daerah terpencil. Petugas kesehatan dapat langsung memeriksa sputum pasien di lokasi, tanpa harus membawa sampel ke laboratorium. Hal ini akan mempercepat proses diagnosis dan pengobatan.
"Dengan deteksi dini dan pengobatan yang cepat, kita dapat memutus mata rantai penularan TB," tambah Ubra. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap upaya penanggulangan TB di Kabupaten Mimika.
Program ini menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan penyintas dan memanfaatkan teknologi terkini, diharapkan penanggulangan TB di Mimika akan semakin efektif dan efisien.