Modus Baru Pengedar Narkotika: Vacuum Cleaner hingga Tangki Bensin Mobil Mewah
BNN mengungkap modus baru penyelundupan narkotika yang semakin canggih, mulai dari menyembunyikan sabu di dalam vacuum cleaner hingga tangki bensin mobil mewah, dengan total barang bukti mencapai satu triliun rupiah.

Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap berbagai modus terbaru yang digunakan para pengedar narkotika untuk mengelabui petugas. Modus-modus ini terungkap dari pengungkapan 14 kasus peredaran narkotika sepanjang tahun 2025 yang melibatkan 37 tersangka dan barang bukti senilai satu triliun rupiah. Pengungkapan ini melibatkan kerja sama BNN dan seluruh satuan dalam Desk Pemberantasan Narkoba.
Salah satu modus yang mengejutkan adalah penggunaan vacuum cleaner sebagai tempat persembunyian sabu. Kasus ini terjadi di Banda Aceh, di mana satu kilogram sabu ditemukan dalam sebuah paket ekspedisi berisi vacuum cleaner yang akan dikirim ke Palu, Sulawesi Tengah. Dua tersangka, MK dan RS, berhasil ditangkap di Kabupaten Aceh Utara. Kepala BNN, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menjelaskan kronologi penangkapan dalam jumpa pers di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur.
Modus lainnya yang tak kalah licik adalah penyembunyian sabu di dalam tangki bensin mobil. Sindikat narkotika 'Gagak Hitam' menggunakan mobil Mitsubishi Pajero Sport untuk menyelundupkan 10,96 kg sabu dari Aceh menuju Pulau Jawa. Mobil tersebut berhasil dihentikan di Rest Area Tebing Tinggi, dan dua tersangka, T dan I, ditangkap bersama barang bukti.
Modus Canggih Penyelundupan Narkotika
Keberhasilan BNN dalam mengungkap modus-modus baru ini menunjukkan betapa canggihnya upaya para pengedar untuk menghindari penindakan hukum. Mereka memanfaatkan berbagai celah dan teknologi untuk menyembunyikan barang haram tersebut. Salah satu contohnya adalah modifikasi pada mobil mewah BMW sedan yang digunakan untuk mengangkut 30 bungkus sabu dari Aceh menuju Medan.
Dalam kasus ini, tersangka Y ditangkap saat menyerahkan mobil tersebut kepada petugas towing. Pengembangan kasus ini kemudian mengungkap mobil sedan BMW serupa yang dimodifikasi untuk membawa hingga 60 kilogram sabu. Modifikasi ini menunjukkan perencanaan yang matang dan terorganisir dari sindikat tersebut.
Sebagian besar kasus yang diungkap terjadi saat pengiriman narkotika melalui jalur darat menggunakan mobil pribadi. Petugas BNN juga membongkar gudang penyimpanan ekstasi dan beberapa ruko yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sabu.
Barang Bukti dan Sanksi Hukum
Dari 14 kasus yang diungkap, BNN berhasil menyita barang bukti yang sangat signifikan, antara lain 201.290,22 gram sabu-sabu, 894.330 gram ganja, dan 303.188 butir ekstasi. Total nilai barang bukti diestimasi mencapai satu triliun rupiah. Selain narkotika, petugas juga menyita 16 unit kendaraan roda empat, 4 unit kendaraan roda dua, dan sebuah kapal tradisional.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. Kepala BNN berharap agar pengadilan menjatuhkan hukuman maksimal, termasuk hukuman mati, kepada para pelaku.
Pengungkapan kasus-kasus ini menunjukkan komitmen BNN dalam memberantas peredaran narkotika di Indonesia. Namun, hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya meningkatkan kewaspadaan dan strategi penindakan untuk menghadapi modus-modus baru yang semakin canggih dan terorganisir.
Keberhasilan BNN dalam mengungkap jaringan ini patut diapresiasi. Namun, perlu upaya berkelanjutan untuk melawan peredaran narkotika yang terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai strategi penyelundupan.