MPR Dorong Penguatan Ekonomi Daerah Lewat Kearifan Lokal
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk memperkuat ekonomi daerah dengan mengembangkan potensi kearifan lokal, guna mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyerukan penguatan ekonomi daerah melalui pengembangan potensi kearifan lokal. Seruan ini disampaikan dalam acara Penyerapan Aspirasi Masyarakat MPR RI di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (14/5). Lestari menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam menggali dan mengembangkan potensi tersebut untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.
Dalam sambutannya, Lestari menyatakan, "Saya kira para tokoh masyarakat bisa menggali kembali potensi atau kearifan lokal yang dimiliki di daerah masing-masing untuk bisa dikembangkan melalui jejaring yang dibangun mulai dari keluarga di setiap desa." Ia mendorong pencarian potensi kearifan lokal yang dapat menjadi penggerak ekonomi daerah, baik melalui pemantauan langsung ke daerah maupun survei budaya.
Lestari mengingatkan akan potensi ketimpangan ekonomi jika potensi kearifan lokal ini diabaikan. Ia mencontohkan kondisi ekonomi di Sukoharjo dan Surakarta yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, namun daerah-daerah sekitarnya masih tertinggal. Menurutnya, pengembangan kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan ini.
Potensi Kearifan Lokal sebagai Roda Perekonomian
Lestari menekankan pentingnya menghidupkan kembali kearifan lokal seperti membatik dan menenun, yang perlu dikembangkan di lingkungan keluarga. Ia juga menyoroti potensi kerajinan gerabah yang memiliki nilai jual tinggi namun jumlah produsennya semakin sedikit. Pengembangan kerajinan ini, menurutnya, dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat.
Dengan mengembangkan potensi kearifan lokal ini, Lestari berharap praktik pengelolaan kearifan lokal sebagai sumber perekonomian dapat dilakukan secara merata di wilayah Sukoharjo dan Surakarta, serta daerah-daerah lain di Indonesia. Hal ini penting untuk menciptakan pemerataan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar daerah.
Lestari juga menyarankan agar pengembangan kearifan lokal dilakukan secara terintegrasi, melibatkan berbagai pihak mulai dari tingkat keluarga, desa, hingga pemerintah daerah. Kerjasama dan kolaborasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program ini.
Lebih lanjut, Lestari menekankan perlunya inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan produk-produk berbahan baku kearifan lokal. Produk-produk tersebut perlu dikemas dengan menarik dan dipasarkan secara luas, baik secara offline maupun online, untuk meningkatkan daya saing dan nilai jualnya.
Dukungan Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan kearifan lokal sebagai roda perekonomian. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan pelatihan, akses permodalan, dan pemasaran produk-produk kearifan lokal. Selain itu, pemerintah juga perlu menciptakan regulasi yang mendukung pengembangan kearifan lokal.
Tokoh masyarakat juga memiliki peran yang tak kalah penting. Mereka dapat menjadi motivator dan fasilitator bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi kearifan lokal. Tokoh masyarakat juga dapat berperan dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal tersebut agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan tokoh masyarakat, pengembangan kearifan lokal sebagai sumber perekonomian dapat berjalan dengan optimal. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.
Kesimpulannya, pengembangan ekonomi daerah melalui kearifan lokal merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran aktif pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.