NTB Siap Penuhi Kebutuhan Pangan MBG: Telur dan Daging Tercukupi
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB memastikan ketersediaan telur dan daging sapi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), kendati ada tantangan pada produksi ayam broiler.

Mataram, 18 Februari 2024 - Nusa Tenggara Barat (NTB) siap mendukung penuh Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan ketersediaan telur dan daging. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB menyatakan optimisme dalam memenuhi kebutuhan protein hewani untuk program tersebut.
Ketersediaan Telur dan Daging Sapi
Kepala Disnakeswan NTB, Muhammad Riadi, menyatakan bahwa produksi telur ayam di NTB cukup untuk memenuhi kebutuhan MBG. Bahkan, produksi telur sempat mengalami surplus pada Desember 2024. Beliau juga menekankan bahwa stok sapi di NTB sangat melimpah, menempatkan NTB di peringkat empat nasional untuk penyediaan daging sapi.
"Begitu juga dengan ketersediaan daging sapi di NTB tak ada yang perlu dikhawatirkan karena stok sapi di NTB sangat mencukupi. Bahkan, untuk sapi kita peringkat empat nasional untuk penyediaan daging merah," ujar Riadi.
Tantangan Produksi Ayam Broiler
Kendati demikian, tantangan muncul dalam memenuhi kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan yang tinggi berpotensi menimbulkan kendala. Salah satu hambatan utamanya adalah persyaratan perusahaan mitra yang hanya mau bekerja sama dengan peternak yang menggunakan sistem kandang close house.
Sistem close house menjamin keamanan biologis dan pengaturan ventilasi yang baik, sehingga meningkatkan produktivitas ayam. Namun, banyak peternak di NTB yang masih menggunakan kandang open house dengan kapasitas kecil (sekitar 2.500 ekor), sementara sistem close house membutuhkan skala minimal 5.000 ekor untuk mencapai efisiensi ekonomi.
"Kalau kandang open house mereka tak mau, mungkin karena pertimbangan berat badan harian unggas bisa diprogram jika pakai close house. Namun peternak kita banyak dengan kandang-kandang yang kapasitasnya kecil sekitar 2.500 ekor, jika diupgrade ke sistem close house rugi mereka, karena minimal baru ketemu skala keekonomian-nya sekitar 5.000 ekor," jelas Riadi.
Upaya Peningkatan Produksi dan Diversifikasi
Disnakeswan NTB telah melakukan komunikasi dengan perusahaan mitra untuk meningkatkan produksi ayam broiler. Selain itu, pihaknya juga mendorong pengembangan usaha peternakan puyuh untuk diversifikasi sumber protein hewani bagi program MBG.
"Terkait dengan telur, pihaknya sedang mendorong peternak puyuh di NTB agar mengembangkan usahanya dalam rangka menyediakan produk telur puyuh untuk MBG. Sebab sangat penting diversifikasi protein untuk makan harian kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program ini, sehingga tak hanya telur ayam broiler yang dibutuhkan, namun telur puyuh juga perlu disediakan," tambah Riadi.
Riadi melihat potensi besar pada peternakan puyuh karena dinilai ekonomis dan kompetitif, serta memiliki pasar yang masih terbuka luas. Saat ini, sebagian besar puyuh di NTB masih didatangkan dari luar daerah.
Kesimpulan
NTB berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya telur dan daging, bagi program MBG. Meskipun ada tantangan dalam meningkatkan produksi ayam broiler, upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi sumber protein terus dilakukan untuk memastikan keberhasilan program tersebut.