NTT Siapkan Satgas untuk Program OVOP dan Gerakan Beli NTT
Pemerintah Provinsi NTT membentuk empat satgas untuk mendukung program One Village One Product (OVOP) dan gerakan Beli NTT guna mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, khususnya di sektor pertanian.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) serius menggarap potensi ekonomi lokal. Untuk mendukung visi Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dalam program One Village One Product (OVOP), Pemprov NTT telah menyiapkan Surat Keputusan (SK) pembentukan satuan tugas (satgas).
Inisiatif ini diumumkan oleh Penyuluh Perindustrian Bidang Sarana Prasarana dan Pemberdayaan Industri (SPPI) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTT, Matt Atasoge, di Kupang pada Senin, 28 April 2024. Atasoge menjelaskan bahwa SK satgas tersebut telah disiapkan dan kini berada di Biro Hukum Setda NTT. Program OVOP sendiri bertujuan untuk mengembangkan produk unggulan setiap desa atau kelurahan, dengan fokus pada hilirisasi produk lokal.
Pembentukan satgas ini bukan hanya untuk mendukung OVOP, tetapi juga untuk mendorong gerakan Beli NTT. Gerakan ini mengajak masyarakat, pemerintah, dan lembaga di NTT untuk memprioritaskan pembelian produk lokal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan memberdayakan masyarakat.
Empat Satgas untuk Optimalkan Potensi Lokal
Pemprov NTT akan membentuk empat satgas yang akan fokus pada bidang masing-masing. Keempat satgas tersebut adalah Satgas OVOP, Satgas Beli NTT, Satgas Hilirisasi Produk, dan Satgas Produk Minuman Beralkohol (Minol). Satgas OVOP akan dikoordinir oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) NTT, sementara tiga satgas lainnya akan berada di bawah koordinasi Disperindag NTT.
Matt Atasoge menjelaskan bahwa pembentukan satgas ini merupakan terobosan untuk meningkatkan fokus dan pengawasan terhadap program-program tersebut. Dengan adanya satgas, setiap dinas dan pelaksana teknis akan memiliki kewenangan yang jelas dalam mengawasi jalannya program.
"Satgas ini sebagai terobosan agar bisa lebih fokus dan setiap dinas maupun pelaksana teknis diberi kewenangan dalam mengawasi program tersebut," kata Matt Atasoge.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas melalui satgas ini, diharapkan program OVOP dan gerakan Beli NTT dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Potensi Besar Sektor Pertanian NTT
NTT memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor pertanian. Komoditas unggulan seperti jagung, mente, kakao, dan madu memiliki prospek yang menjanjikan. Namun, selama ini tantangannya terletak pada belum optimalnya hilirisasi produk-produk tersebut.
Matt Atasoge optimistis bahwa dengan kebijakan Pemprov NTT melalui pembentukan satgas, skema hilirisasi dapat dioptimalkan. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTT.
"NTT sebetulnya memiliki banyak potensi ekonomi teristimewa pada sektor agrikultur dengan komoditas unggulan seperti jagung, mente, kakao, madu, dan sejenisnya. Meski demikian selama ini tantangannya karena belum dibuat dalam skema hilirisasi," tambahnya.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah melalui berbagai program dan strategi yang tepat, diharapkan potensi ekonomi lokal NTT dapat dioptimalkan secara maksimal.
Harapan untuk Kemajuan Ekonomi NTT
Pembentukan satgas ini menjadi langkah strategis Pemprov NTT untuk memaksimalkan potensi ekonomi lokal. Dengan fokus pada hilirisasi produk dan gerakan Beli NTT, diharapkan perekonomian NTT dapat tumbuh lebih pesat dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka kemiskinan di NTT.
Melalui kerjasama dan sinergi antar instansi terkait, diharapkan program OVOP dan gerakan Beli NTT dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan program ini akan memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTT.