OJK Apresiasi Akuisisi Bank Victoria Syariah oleh BTN: Langkah Positif untuk Perbankan Syariah Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan apresiasi positif terhadap akuisisi Bank Victoria Syariah oleh Bank BTN, langkah strategis untuk memperkuat industri perbankan syariah Indonesia dan mempersiapkan spin off UUS BTN.

Jakarta, 24 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan penilaian positif terhadap akuisisi Bank Victoria Syariah oleh Bank BTN. Langkah ini dinilai sebagai strategi penting dalam mempersiapkan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN dan akan menghasilkan bank umum syariah dengan skala usaha yang lebih besar. Akuisisi ini juga akan menambah jumlah bank umum syariah (BUS) KBMI II, sehingga struktur industri perbankan syariah Indonesia akan semakin kokoh.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa OJK senantiasa mendukung dan mendorong konsolidasi perbankan, termasuk dalam industri perbankan syariah. "OJK senantiasa mendukung dan mendorong konsolidasi perbankan, termasuk konsolidasi di industri perbankan syariah," ujar Dian di Jakarta, Senin. Hal ini sejalan dengan upaya bersama untuk meningkatkan daya saing perbankan syariah nasional.
Proses akuisisi ini juga menunjukkan komitmen OJK dalam memantau kesiapan masing-masing bank dan mencermati dinamika pasar global maupun domestik. OJK secara aktif melakukan pemantauan untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan industri perbankan syariah Indonesia. Langkah ini juga sejalan dengan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023-2027.
Penguatan Industri Perbankan Syariah Indonesia
Akuisisi Bank Victoria Syariah oleh BTN merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat struktur dan daya saing perbankan syariah Indonesia. Melalui RP3SI, OJK berupaya menciptakan industri perbankan syariah yang stabil dan mampu bersaing di pasar global yang semakin dinamis dan kompleks. Konsolidasi perbankan syariah menjadi salah satu kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan adanya akuisisi ini, diharapkan akan tercipta efisiensi operasional dan peningkatan skala ekonomi. Hal ini akan memungkinkan bank umum syariah yang baru untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih inovatif dan kompetitif, sehingga dapat lebih baik melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
OJK optimis bahwa inisiatif penguatan industri ini akan menghasilkan industri perbankan syariah nasional yang lebih kuat dan berdaya saing. Langkah ini sejalan dengan visi OJK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Detail Akuisisi Bank Victoria Syariah
Akuisisi Bank Victoria Syariah (kode saham: BVIS) oleh BTN telah disepakati melalui penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) pada 15 Januari 2025. BTN akan mengambil alih 100 persen saham BVIS dari pemegang sahamnya, yaitu PT Victoria Investama Tbk (80,18 persen), PT Bank Victoria International Tbk (19,80 persen), dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta (0,0016 persen).
Total nominal akuisisi mencapai Rp1,06 triliun, yang akan dibiayai dari sumber pendanaan internal BTN. Setelah mendapatkan persetujuan dari regulator, BTN akan memisahkan UUS BTN (BTN Syariah) dan mengintegrasikannya ke dalam BVIS untuk membentuk BUS baru.
Proses ini menunjukkan komitmen BTN dalam mengembangkan bisnis syariah dan berkontribusi pada pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan syariah yang berkualitas.
Dengan adanya akuisisi ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang positif antara BTN dan Bank Victoria Syariah, sehingga dapat memperkuat posisi kedua bank di pasar perbankan syariah Indonesia. OJK akan terus memantau perkembangan dan memastikan proses integrasi berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Langkah strategis ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor perbankan syariah.