Pajak Kepri 2024: Industri Pengolahan sebagai Penyumbang Utama
Industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar penerimaan pajak di Kepri pada 2024, mencapai Rp5,32 triliun atau 45,64 persen dari total penerimaan, didorong oleh FTZ dan KEK, serta keunggulan ekonomi yang stabil meskipun terjadi fluktuasi harga global.
Batam, 7 Februari 2025 - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Kementerian Keuangan Kepulauan Riau (Kepri), Imanul Hakim, mengumumkan bahwa sektor industri pengolahan menjadi tulang punggung penerimaan pajak di provinsi tersebut pada tahun 2024. Industri pengolahan menyumbang angka fantastis sebesar Rp5,32 triliun, atau 45,64 persen dari total penerimaan pajak Kepri. Keberhasilan ini tak lepas dari peran Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendorong pertumbuhan pesat sektor ini.
Pertumbuhan yang Signifikan
Kontribusi sektor industri pengolahan ini menunjukkan tren peningkatan yang konsisten. Pada tahun 2022, kontribusinya tercatat sebesar 38,37 persen, meningkat menjadi 43,46 persen di tahun 2023, dan mencapai puncaknya di tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang sehat di Kepri.
Selain industri pengolahan, sektor lain juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan pajak. Sektor perdagangan besar menyumbang 11 persen, administrasi pemerintahan 8,61 persen, usaha konstruksi 7,86 persen, dan usaha pengangkutan dan pergudangan 6,54 persen. Meskipun demikian, industri pengolahan tetap menjadi primadona, khususnya di Batam, yang meliputi perusahaan manufaktur elektronik dan berbagai pabrik lainnya.
Ketahanan Ekonomi Kepri
Salah satu keunggulan Kepri dalam sektor penerimaan pajak adalah ketahanan terhadap fluktuasi harga global. Hal ini dikarenakan sektor penerimaan pajak Kepri tidak bergantung pada komoditas tertentu. "Ketika dolar naik, industri di Kepri tidak terlalu terdampak karena transaksi mereka juga dalam dolar dan gaji dalam rupiah," jelas Imanul Hakim. Namun, ia juga mengakui tantangan yang dihadapi perusahaan, terutama yang memiliki utang dalam dolar atau mengandalkan bahan baku impor.
Peran Strategis Batam
Batam memegang peranan krusial dalam penerimaan pajak Kepri. Sekitar 70 persen total penerimaan pajak Kepri berasal dari Batam, yang dikelola oleh tiga kantor pelayanan pajak (KPP): KPP Madya, KPP Batam Selatan, dan KPP Batam Utara. Keberhasilan ini menunjukkan potensi ekonomi Batam yang luar biasa dan perlu dijaga stabilitasnya.
Pemerintah daerah, menurut Imanul Hakim, perlu mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi Batam agar terhindar dari peningkatan pengangguran jika terjadi penurunan aktivitas industri. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak di masa mendatang.
Pencapaian Penerimaan Pajak 2024
Penerimaan pajak Kepri di tahun 2024 mencapai angka yang mengesankan, yaitu Rp11,65 triliun. Angka ini melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 100,33 persen dan meningkat 18,35 persen dibandingkan tahun 2023 (Rp9,85 triliun). "Alhamdulillah, pencapaian di 2024 cukup bagus karena penerimaan pajak naik 18,35 persen. Kami nilai pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan positif," tutup Imanul Hakim.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tahun 2024 menandai keberhasilan signifikan dalam penerimaan pajak di Kepri, terutama berkat kontribusi besar dari sektor industri pengolahan. Keberhasilan ini didukung oleh kebijakan yang tepat, seperti keberadaan FTZ dan KEK, serta ketahanan ekonomi Kepri terhadap fluktuasi global. Namun, tantangan tetap ada dan perlu diantisipasi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak di masa mendatang.