Panen Raya Petani Muda TTS Hasilkan Ratusan Kilo Sayur, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Petani muda TTS di Timor Tengah Selatan berhasil panen ratusan kilogram sayur dan hasil ternak. Hasil ini dinilai mampu mendukung program Makan Bergizi Gratis.

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengapresiasi hasil panen holtikultura yang dikelola oleh para petani muda di wilayah tersebut. Panen ini merupakan bagian dari program binaan Yayasan Plan Indonesia yang memberdayakan pemuda berusia 18-25 tahun. Hasil panen yang melimpah ini dinilai sangat potensial untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat.
Bupati TTS, Eduard Markus Lioe, secara langsung menyatakan bahwa hasil pertanian ini memiliki kualitas yang sangat baik. Beliau melihat adanya peluang besar untuk memasok hasil panen ini ke dapur-dapur program MBG. Program ini menargetkan anak-anak sekolah dan ibu hamil di Kabupaten TTS, sehingga pasokan sayur dan protein segar menjadi sangat krusial.
Dalam acara panen raya yang berlangsung di Kecamatan Amanuban Timur pada Rabu (23/7), Bupati TTS bersama perwakilan Plan Indonesia dan Citi Foundation turut serta memanen beragam komoditas. Total 528 kilogram sayur mayur seperti sawi, pakcoy, brokoli, tomat, dan wortel berhasil dipanen. Selain itu, panen juga mencakup 84 kilogram telur ayam dan 10 kilogram ikan lele, menunjukkan keberagaman hasil budidaya para petani muda.
Potensi Petani Muda dan Dukungan Pemerintah Daerah
Bupati Eduard Markus Lioe menekankan pentingnya hasil panen ini dalam memenuhi kebutuhan program MBG di Kota So’e. Ketersediaan sayur di ibu kota kabupaten masih terbatas, sehingga pasokan dari petani muda Amanuban Timur dapat menjadi solusi signifikan. Beliau sangat mengapresiasi inisiatif kaum muda di Kecamatan Amanuban Timur yang telah berhasil memanfaatkan potensi lahan di daerah tersebut untuk budidaya sektor pertanian agrikultur.
Eduard menambahkan bahwa jika seluruh pemuda di TTS yang belum memiliki pekerjaan tetap dapat memanfaatkan lahan tidur, seperti yang dilakukan oleh anak-anak muda binaan Plan Indonesia, maka secara ekonomi akan terjadi peningkatan signifikan. Pemanfaatan lahan ini dapat menopang kebutuhan rumah tangga dengan lebih baik. Hal ini juga mengurangi ketergantungan pada pencarian pekerjaan di luar daerah.
“Kita tidak perlu jauh-jauh lagi keluar dari TTS, cukup manfaatkan lahan yang ada kemudian bisa dapatkan pemasukan dari hasil perkebunan dan pertanian,” ujar Bupati. Beliau berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga semakin banyak pemuda di Kabupaten TTS memiliki penghidupan yang layak dan mandiri secara ekonomi.
Peran Kolaborasi dan Keberlanjutan Program
Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, menjelaskan bahwa kehadiran organisasinya melalui program ini adalah bagian dari upaya mendukung program pemerintah. Plan Indonesia telah menghubungkan para produsen pertanian muda ini dengan berbagai program pemerintah, termasuk inisiatif MBG. Kolaborasi ini memastikan bahwa hasil panen memiliki saluran distribusi yang jelas dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Meskipun beberapa kelompok petani muda telah menunjukkan kemandirian dalam menjalankan program, pendampingan dari Plan Indonesia akan terus berlanjut. Dini Widiastuti menegaskan bahwa model pendampingan yang diterapkan bersifat bergulir. Kelompok petani yang sudah berhasil dan mandiri akan berperan dalam mendampingi kelompok-kelompok baru. Hal ini menciptakan ekosistem pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Country Head of Public Affairs Citi Indonesia, Hario Widyananto, menambahkan bahwa program yang telah dijalankan sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendorong produktivitas pertanian dan peternakan. Inisiatif ini juga mendukung penguatan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pelaku industri untuk bersatu dan menemukan solusi inovatif. Tujuannya adalah menciptakan peluang bagi kelompok marginal, termasuk kaum muda di So’e, agar dapat merealisasikan potensi mereka sebagai masyarakat yang produktif.