Pariwisata Dongkrak Ekonomi Bali: Akomodasi dan Makan Minum Penyumbang PDRB Tertinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat sektor akomodasi dan makan minum menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali pada triwulan pertama 2025, didorong oleh kunjungan wisatawan yang tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali baru-baru ini merilis data yang menunjukkan sektor akomodasi dan makan minum sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali pada triwulan pertama tahun 2025. Laporan ini mengungkap peran vital pariwisata dalam perekonomian Pulau Dewata. Data tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Bali yang signifikan, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menjelaskan bahwa dominasi sektor akomodasi dan makan minum dalam PDRB Bali mencerminkan besarnya pengeluaran wisatawan untuk hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata menjadi motor penggerak utama perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali yang positif ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
Dengan nilai PDRB Bali mencapai Rp41,91 triliun pada triwulan pertama 2025, sektor akomodasi dan makan minum berkontribusi sebesar 21,23 persen. Kontribusi signifikan juga diberikan oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (13,62 persen), serta transportasi dan pergudangan (10,15 persen). Data ini menunjukkan keberagaman sektor ekonomi Bali, namun tetap didominasi oleh sektor pariwisata.
Sektor Akomodasi sebagai Penggerak Utama Ekonomi Bali
Pertumbuhan sektor akomodasi di Bali tercatat sebesar 7,47 persen pada triwulan pertama 2025. Meskipun pertumbuhan ini berada di bawah pertumbuhan sektor administrasi pemerintahan dan pengadaan listrik, kontribusinya terhadap PDRB Bali tetap sangat signifikan. Hal ini menunjukkan pentingnya sektor pariwisata dalam menopang perekonomian Bali.
Pertumbuhan yang kuat di sektor akomodasi dan makan minum ini, menurut Agus Gede, dipengaruhi oleh peningkatan kunjungan wisatawan dan penerimaan pajak hotel dan restoran, terutama di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Kedua daerah ini merupakan pusat-pusat pariwisata utama di Bali.
Data BPS juga menunjukkan bahwa ekonomi Bali pada triwulan pertama 2025 tumbuh sebesar 5,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun pertumbuhan sektor akomodasi mengalami sedikit perlambatan.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Bali dan Nasional
Agus Gede menjelaskan bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ia juga mencatat perbedaan pendorong pertumbuhan ekonomi antara Bali dan Indonesia secara nasional. Jika pertumbuhan ekonomi nasional didorong oleh sektor industri pengolahan, maka pertumbuhan ekonomi Bali didorong oleh sektor pariwisata.
Hal ini menunjukkan keunikan perekonomian Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait perlu terus berupaya menjaga dan meningkatkan daya saing sektor pariwisata Bali agar tetap menjadi penggerak utama perekonomian daerah.
Keberhasilan Bali dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah dinamika perekonomian global menunjukkan ketahanan dan daya adaptasi sektor pariwisata Bali. Namun, perlu tetap diwaspadai potensi tantangan yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi Bali di masa mendatang.
Secara keseluruhan, data BPS menunjukkan bahwa sektor akomodasi dan makan minum masih menjadi tulang punggung perekonomian Bali. Keberlanjutan sektor pariwisata menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Bali di masa depan. Pemerintah dan seluruh stakeholder perlu terus berupaya menjaga keberlanjutan sektor pariwisata dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara berimbang.