Pegawai BRI Ciledug Tersangka Korupsi KUR Dipecat
Seorang pegawai BRI cabang Ciledug dipecat setelah terbukti terlibat korupsi dana KUR senilai Rp642 juta yang digunakan untuk judi online dan pinjaman online, dan kini tengah diadili di Pengadilan Tipikor Serang.

Seorang pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Ciledug, Kota Tangerang, telah dipecat karena terlibat kasus korupsi. Oknum pegawai tersebut saat ini tengah menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Serang. Kasus ini menjadi sorotan publik dan menunjukkan komitmen BRI dalam memberantas tindakan melawan hukum di internal perusahaan.
Pemimpin BRI Kantor Cabang Joglo, Wawan Indarno, menegaskan bahwa BRI menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap segala bentuk kecurangan dan tindakan melanggar hukum. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI dalam menjunjung tinggi prinsip good corporate governance dan prudential banking dalam setiap operasionalnya. Langkah pemecatan ini merupakan bukti nyata komitmen BRI dalam memberantas korupsi.
BRI memastikan bahwa tidak ada kerugian yang dialami nasabah akibat tindakan oknum tersebut. Pihak BRI bahkan mengapresiasi kecepatan penanganan kasus ini oleh pihak berwajib. Diharapkan, langkah tegas ini dapat memberikan efek jera dan menjaga kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan BRI.
Modus operandi yang dilakukan tersangka, WI (32), cukup licik. Ia diduga melakukan korupsi dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diperuntukkan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Dana KUR tersebut digunakan untuk membiayai judi online dan pinjaman online. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Kota Tangerang mendakwa WI melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 junto Pasal 18 ayat 1 huruf b Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.
Total kerugian negara akibat tindakan WI mencapai Rp642 juta. Modus yang digunakan WI antara lain dengan berpura-pura menjadi debitur, bekerja sama dengan tiga orang lainnya (MS, EP, dan E) untuk mencairkan dana KUR, dan menggelapkan uang setoran angsuran dari 46 nasabah. WI menerima uang setoran tetapi tidak menyetorkannya ke kantor, hanya memberikan slip setoran tanpa validasi resmi.
Lebih lanjut, WI juga menerima setoran pelunasan KUR dari nasabah BRI unit Pondok Betung cabang Joglo namun menggelapkannya. Total dana KUR yang digelapkan WI dari tiga debitur fiktif mencapai Rp85 juta. Uang hasil kejahatan tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi, seperti judi online dan pembayaran pinjaman online.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan internal yang ketat di lembaga keuangan. Pemecatan WI diharapkan dapat mencegah terulangnya kasus serupa dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap integritas BRI. BRI berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem dan prosedur untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi di masa mendatang.