Pembangunan Desa Butuh Kader Pendamping, Kata Akademisi IPB
Dosen IPB, Ivanovich Agusta, menekankan pentingnya kader pembangunan dan pendamping dalam keberhasilan pembangunan desa dan komunitas pesisir, serta peran jaringan luas dalam perubahan sosial.

Jakarta, 25 Februari 2024 - Pembangunan desa dan komunitas pesisir di Indonesia membutuhkan dukungan aktif dari kader pembangunan atau tenaga pendamping agar berjalan maksimal. Hal ini ditegaskan oleh Ivanovich Agusta, Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam diskusi Bedah Buku 'Perubahan Sosial dan Masa Depan Nelayan Indonesia'. Diskusi tersebut membahas gagasan pentingnya praktik pembangunan yang berlandaskan teori, sebuah konsep yang diusung oleh Rilus A. Kinseng, penulis buku dan juga dosen SKPM IPB. Ivanovich, yang juga seorang sosiolog pedesaan, menjelaskan pentingnya peran kader dan pendamping dalam konteks pembangunan di tingkat komunitas.
Menurut Ivanovich, teori pembangunan yang efektif harus diimplementasikan di tingkat komunitas. Ia menekankan pendekatan berbasis teori meso, yang menghubungkan kebijakan makro dengan realitas di lapangan. Pendekatan meso menempatkan komunitas sebagai penghubung antara kebijakan nasional dan kehidupan individu atau kelompok kecil. Dengan pendekatan ini, pembangunan tidak lagi seragam, melainkan mempertimbangkan dinamika sosial spesifik di setiap komunitas. Hal ini penting karena perubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk interaksi dengan pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat sipil.
Lebih lanjut, Ivanovich menjelaskan bahwa pendekatan yang memperhatikan realitas lapangan jauh lebih efektif daripada kebijakan yang diterapkan secara seragam di semua daerah. "Kalau teori itu benar di level meso, di komunitasnya sendiri, maka yang paling tepat kalau kita ingin membangun desa itu pasti selalu butuh kader, selalu butuh pendamping, atau manajer pengembangan komunitas di setiap level," ujar Ivanovich. Ia menambahkan bahwa kader dan pendamping berperan penting dalam mendiagnosis masalah, mencari solusi, dan menjaga motivasi komunitas dalam menyelesaikan persoalan sosial.
Peran Kader dan Pendamping dalam Pembangunan Desa
Kader pembangunan dan tenaga pendamping memiliki peran krusial dalam menjembatani kesenjangan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan riil di lapangan. Mereka bertindak sebagai agen perubahan yang memahami konteks lokal dan mampu mengarahkan program pembangunan agar tepat sasaran dan berdampak positif bagi masyarakat. Kehadiran mereka memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga tercipta rasa kepemilikan dan keberlanjutan program.
Selain itu, kader dan pendamping juga berperan sebagai fasilitator komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya. Mereka membantu menyampaikan aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa suara mereka didengar dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, pembangunan desa menjadi lebih partisipatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan desa juga bergantung pada kemampuan kader dan pendamping untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dengan masyarakat. Mereka perlu memiliki keahlian komunikasi, negosiasi, dan manajemen konflik yang baik untuk dapat memfasilitasi proses pembangunan yang harmonis dan inklusif. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi kader dan pendamping sangat penting untuk memastikan mereka memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
Pentingnya Jaringan Luas dalam Perubahan Sosial
Ivanovich juga menekankan pentingnya jaringan luas dalam mendorong perubahan sosial. Ia mencontohkan gerakan sosial nelayan atau petani yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk golongan menengah dan atas. "Gerakan sosial itu bisa membuat nelayan berdemo di Jakarta. Tapi yang lebih penting, mereka harus punya jaringan yang bisa sampai ke level menteri, bahkan bisa beraudiensi dengan presiden," jelasnya. Akses komunikasi dengan pihak-pihak yang berpengaruh sangat krusial untuk keberhasilan gerakan sosial.
Tanpa jaringan yang luas, perjuangan kelompok masyarakat bawah akan sulit mencapai tujuannya. Komunikasi yang efektif dengan kelompok menengah dan atas dapat membantu memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat bawah. Jaringan ini tidak hanya mencakup akses ke pembuat kebijakan, tetapi juga mencakup kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta.
Oleh karena itu, pembangunan jaringan yang kuat dan inklusif menjadi kunci keberhasilan perubahan sosial. Hal ini membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dan kemampuan untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dengan berbagai pihak. Dengan demikian, gerakan sosial dapat lebih efektif dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat dan mendorong perubahan yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, pembangunan desa yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan peran aktif kader pembangunan dan pendamping, serta jaringan komunikasi yang luas. Dengan demikian, pembangunan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan menghasilkan dampak yang positif dan berkelanjutan.