Pembangunan Silo di Lampung Dukung Hilirisasi Pangan, Tingkatkan Pendapatan Petani
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menginisiasi pembangunan silo untuk mendukung hilirisasi pangan, meningkatkan pendapatan petani, dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Bandarlampung, 17 Mei 2024 - Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengumumkan rencana pembangunan silo atau gudang penyimpanan modern sebagai langkah strategis dalam mendukung hilirisasi pangan di Provinsi Lampung. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. Pembangunan silo direncanakan selesai pada tahun 2028, yang akan menandai dimulainya hilirisasi pertanian berbasis industri di Lampung.
Hilirisasi pangan di Lampung difokuskan pada komoditi jagung. Dengan tersedianya silo, Lampung akan memproduksi konsentrat atau tepung jagung di tingkat desa dan kecamatan. Selain itu, pengembangan produksi tepung ikan juga menjadi bagian dari rencana ini. Gubernur optimistis langkah ini akan meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, bahkan berkali-kali lipat.
Pembangunan silo juga akan berdampak pada peningkatan daya saing petani. Saat ini, banyak petani yang masih menghadapi kendala dalam penyimpanan hasil panen, terutama karena terbatasnya fasilitas pengeringan. Hal ini menyebabkan gabah dan jagung mudah rusak dan dijual dengan harga rendah, kondisi yang seringkali dimanfaatkan oleh tengkulak. Dengan adanya silo, petani dapat menyimpan hasil panen lebih lama dan memiliki posisi tawar yang lebih baik.
Hilirisasi Jagung dan Tepung Ikan: Pendorong Ekonomi Lampung
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menekankan pentingnya sinergi antar daerah, khususnya Kabupaten Lampung Selatan, sebagai lumbung gabah utama di Lampung. Kerjasama ini dinilai vital untuk menjaga stabilitas harga dan produksi pangan. Ia berharap hilirisasi yang dilakukan secara inklusif dan masif akan menciptakan ekosistem bisnis baru di sektor pertanian, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lampung.
Lebih lanjut, Gubernur mengungkapkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Lampung sesuai harapan Presiden dapat tercapai jika hilirisasi diimplementasikan secara masif. Untuk mendukung hal ini, Provinsi Lampung membutuhkan setidaknya 500 unit dryer berkapasitas 20 ton untuk mengimbangi volume produksi gabah dan jagung. Pemerintah daerah pun akan segera menyalurkan bantuan dryer ke beberapa daerah sentra pertanian.
Bantuan dryer ini sangat penting untuk mengatasi permasalahan pasca panen yang selama ini dialami petani. Dengan dryer, petani dapat mengeringkan gabah dan jagung dengan lebih baik sehingga kualitas dan daya simpan produk meningkat. Hal ini akan memberikan keuntungan ekonomi bagi petani karena mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang lebih tinggi dan waktu yang lebih fleksibel.
Selain pembangunan silo dan bantuan dryer, Gubernur juga memastikan kesiapan gudang penggilingan dan penyimpanan milik koperasi. Uji coba alat pengering gabah dan jagung berkapasitas 20 ton juga akan dilakukan di Desa Bandarrejo, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, yang melibatkan Koperasi Pertanian Serbajadi Sukses Bersama.
Dukungan Infrastruktur untuk Petani
Pemerintah Provinsi Lampung menyadari pentingnya infrastruktur pendukung untuk keberhasilan hilirisasi pertanian. Oleh karena itu, pembangunan silo dan penyediaan dryer merupakan langkah konkret untuk mengatasi kendala yang dihadapi petani. Dengan infrastruktur yang memadai, petani dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan nilai jual hasil panen mereka.
Keberadaan silo modern akan memberikan solusi penyimpanan yang aman dan efisien bagi petani. Silo dapat menjaga kualitas gabah dan jagung agar tetap terjaga hingga waktu panen berikutnya, sehingga petani tidak perlu terburu-buru menjual hasil panen dengan harga rendah. Dengan demikian, petani memiliki lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan harga jual yang optimal.
Selain itu, bantuan dryer akan membantu petani dalam proses pengeringan gabah dan jagung. Pengeringan yang tepat akan mencegah kerusakan hasil panen akibat kelembapan. Hal ini akan meningkatkan kualitas produk dan nilai jualnya di pasaran. Dengan demikian, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Implementasi program hilirisasi pangan di Lampung diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani, hilirisasi pangan di Lampung dapat menjadi contoh sukses bagi daerah lain di Indonesia.