Pemkab Cianjur Pantau Siswa Bermasalah di Barak Militer: Siapkan Psikolog dan Nakes
30 siswa di Cianjur menjalani pembinaan di barak militer selama dua pekan, Pemkab siapkan psikolog dan tenaga kesehatan untuk pantau kondisi mental dan fisik mereka.

Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengambil langkah tegas dalam menangani permasalahan kenakalan remaja. Sebanyak 30 siswa dari 8 SMP di Cianjur, yang sebagian besar terlibat tawuran pelajar dan kecanduan game online, kini menjalani pembinaan selama dua pekan di barak militer. Pembinaan ini dilakukan mulai tanggal 6 Mei 2024, dan diawasi ketat oleh pihak berwenang.
Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, menyatakan kesiapan pemerintah daerah dalam memastikan kesehatan fisik dan mental para siswa selama menjalani pembinaan. "Untuk memastikan kondisi mental dan kesehatan siswa yang menjalani pembinaan di barak, kami siapkan psikolog dan tenaga kesehatan," kata Bupati Cianjur.
Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen Pemkab Cianjur dalam menangani masalah kenakalan remaja secara serius dan menyeluruh. Pembinaan di barak bukan hanya sekedar hukuman, tetapi juga upaya untuk memperbaiki perilaku dan karakter siswa agar menjadi lebih baik di masa depan. Proses pembinaan ini juga melibatkan pengawasan ketat selama enam bulan ke depan, memastikan para siswa tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Pembinaan Terintegrasi di Barak Militer
Selama menjalani pembinaan di barak, para siswa tidak hanya menerima hukuman disiplin. Mereka tetap mengikuti proses belajar mengajar formal yang dibimbing oleh guru dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur. Proses belajar mengajar ini dilakukan setiap hari di barak.
Selain kegiatan belajar mengajar, para siswa juga akan mengikuti pendidikan jasmani, pembinaan karakter, dan pendidikan keagamaan. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang lebih baik dan berprestasi. Kepala Disdikpora Cianjur, Ruhli Solehudin, menjelaskan, "Puluhan pelajar yang mendapat pembinaan sebagian besar punya catatan terlibat tawuran dan sebagian lainnya kecanduan game online, selama menjalani pembinaan mereka tetap ada proses belajar mengajar secara formal pada pagi hari."
Setelah menjalani proses belajar mengajar, para siswa akan mengikuti kegiatan lain yang dirancang untuk membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Pihak Disdikpora berharap, melalui pembinaan terpadu ini, para siswa dapat berubah menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan di masa mendatang. Pemantauan ketat selama enam bulan pasca pembinaan juga akan dilakukan untuk memastikan keberhasilan program ini.
Pemantauan Kesehatan Mental dan Fisik
Pemerintah Kabupaten Cianjur menyadari pentingnya dukungan kesehatan mental dan fisik bagi para siswa selama menjalani pembinaan. Oleh karena itu, psikolog dan tenaga kesehatan akan memantau kondisi mereka secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak negatif dari pembinaan dan memastikan para siswa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Dengan adanya dukungan dari tenaga kesehatan dan psikolog, diharapkan para siswa dapat melewati masa pembinaan dengan baik dan tanpa mengalami masalah kesehatan mental yang serius. Pemantauan ini juga akan membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah dan memberikan intervensi yang tepat waktu.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Cianjur untuk memberikan solusi yang komprehensif dalam menangani masalah kenakalan remaja. Tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan dukungan dan pembinaan yang terintegrasi untuk masa depan para siswa.
Setelah menyelesaikan masa pembinaan dua pekan di barak, para siswa akan kembali ke lingkungan sekolah dan keluarga mereka. Namun, pemantauan akan terus dilakukan selama enam bulan ke depan untuk memastikan mereka tetap berada di jalur yang benar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi para siswa dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif.