Pemkab Probolinggo Intervensi Harga, Jaga Stabilitas Inflasi Daerah
Pemerintah Kabupaten Probolinggo melakukan intervensi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan mencegah inflasi yang tidak terkendali.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur, gencar melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di wilayahnya. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan inflasi dan melindungi daya beli masyarakat. Bupati Probolinggo, Mohammad Haris, menjelaskan berbagai strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Intervensi ini dilakukan sebagai respon terhadap fluktuasi harga nasional dan komitmen Pemkab Probolinggo untuk memastikan ketersediaan bahan pangan yang aman dan terjangkau.
Beberapa langkah konkret telah dan terus dilakukan Pemkab Probolinggo. Di antaranya adalah menggelar pasar murah untuk menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, pemantauan harga sembako secara rutin di pasar-pasar tradisional dan modern dilakukan untuk mendeteksi dini potensi kenaikan harga. Pemkab juga mendorong percepatan panen raya guna meningkatkan pasokan bahan pangan di pasaran. Semua upaya ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah lonjakan inflasi yang dapat memberatkan masyarakat.
"Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan di antaranya menggelar pasar murah, melakukan pemantauan harga sembako secara rutin di pasar-pasar serta mendorong percepatan panen raya," kata Bupati Probolinggo Mohammad Haris usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring, Senin. Ia menegaskan komitmen Pemkab Probolinggo untuk terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dan memastikan pasokan bahan pangan tetap aman dan terkendali. "Insya Allah kami akan terus bergerak memantau dan mengendalikan harga demi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Kami akan terus memantau harga-harga sembako di lapangan. Intervensi sudah kami lakukan agar harga-harga stabil," tuturnya.
Langkah Konkret Pemkab Probolinggo Atasi Inflasi
Pasar murah menjadi salah satu senjata ampuh yang digunakan Pemkab Probolinggo dalam intervensi harga. Program ini memberikan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih rendah daripada harga pasar. Langkah ini terbukti efektif meringankan beban masyarakat, terutama mereka yang memiliki daya beli terbatas. Selain pasar murah, Pemkab Probolinggo juga meningkatkan pengawasan dan pemantauan harga di berbagai pasar. Tim khusus bertugas memantau pergerakan harga setiap hari untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga yang signifikan.
Pemantauan harga ini tidak hanya dilakukan di pasar tradisional, tetapi juga di pasar modern dan toko-toko ritel. Data yang terkumpul digunakan untuk menganalisis pergerakan harga dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas harga. Pemkab juga bekerja sama dengan para petani untuk mempercepat panen raya. Dengan pasokan yang melimpah, diharapkan harga bahan pokok dapat tetap terkendali. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Probolinggo untuk mengatasi masalah inflasi.
Selain itu, Pemkab Probolinggo juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk distributor dan pedagang, untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan pokok. Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dan koordinasi yang efektif dalam pengendalian inflasi. Dengan pendekatan holistik ini, Pemkab Probolinggo berupaya menciptakan sistem yang berkelanjutan untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.
Inflasi Nasional dan Kenaikan Harga Cabai
Secara nasional, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan perkembangan inflasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi nasional secara year on year (YoY) berada pada angka 3 persen, mengalami penurunan dari 3,05 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Inflasi month to month (mtm) dari Maret ke April 2025 juga turun signifikan dari 0,52 persen menjadi 0,25 persen. Penurunan ini cukup signifikan, terutama pada kelompok makanan-minuman dan tembakau yang biasanya menjadi penyumbang utama inflasi.
Meskipun demikian, Mendagri menyoroti kenaikan harga pada beberapa komoditas, khususnya cabai merah dan cabai rawit. Kenaikan harga cabai merah tercatat terjadi di 314 kabupaten/kota pada minggu ke-III tahun 2025, meningkat dari 307 daerah pada minggu sebelumnya. Cabai rawit juga mengalami kenaikan harga di 277 daerah, dibandingkan 270 daerah pada minggu sebelumnya. Kenaikan harga cabai ini menjadi perhatian khusus pemerintah karena cabai merupakan komoditas penting dalam konsumsi masyarakat.
Pemerintah pusat terus memantau perkembangan harga cabai dan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengendalikan harga. Langkah-langkah yang diambil antara lain meningkatkan produksi cabai melalui berbagai program pertanian dan memastikan kelancaran distribusi cabai ke pasar. Upaya ini diharapkan dapat menekan kenaikan harga cabai dan menjaga stabilitas harga bahan pokok secara keseluruhan.
Upaya Pemkab Probolinggo dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok merupakan contoh nyata komitmen pemerintah daerah dalam melindungi masyarakat dari dampak inflasi. Dengan berbagai strategi yang terintegrasi dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Probolinggo. Keberhasilan pengendalian inflasi di tingkat daerah akan berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional secara keseluruhan.