Pemkot Bengkulu Tunda Retribusi Sampah TPA Air Sebakul
Pemerintah Kota Bengkulu menunda penarikan retribusi pembuangan sampah di TPA Air Sebakul karena beberapa kendala, termasuk akses jalan yang sempit dan perluasan TPA yang masih dalam proses.

Pemkot Bengkulu resmi menunda rencana penarikan retribusi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebakul. Keputusan ini disampaikan pada Rabu, 22 November 2023 oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Riduan. Penundaan ini menimbulkan pertanyaan seputar rencana pengelolaan sampah ke depan di kota Bengkulu.
Riduan menjelaskan penundaan tersebut disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi akses jalan menuju TPA yang sempit akibat menumpuknya sampah. Kondisi ini akan mempersulit proses pembuangan sampah, jika retribusi diterapkan saat ini. Selain itu, Pemkot Bengkulu juga ingin mendorong perkembangan perusahaan angkutan sampah swasta agar tetap membuang sampah ke TPA.
Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan yang menetapkan tarif retribusi Rp5.000 untuk mobil bak terbuka sedang dan Rp10.000 untuk truk sampah, untuk sementara belum bisa diterapkan. Ketakutan Pemkot Bengkulu, jika dipaksakan, para pengangkut sampah ilegal akan membuang sampah sembarangan, bukan ke TPA.
DLH Kota Bengkulu telah melakukan kajian terkait besaran retribusi. Mereka mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk operasional pengangkutan sampah. Riduan membandingkan, beberapa daerah lain menerapkan tarif berdasarkan berat muatan, mencapai Rp75.000 per ton. Namun, Pemkot Bengkulu memilih pendekatan yang berbeda untuk saat ini.
Pemkot Bengkulu juga sedang berupaya melakukan perluasan TPA Air Sebakul. Anggaran sebesar Rp3 miliar telah dialokasikan dari APBD 2025 untuk perluasan lahan seluas tiga hektare. Perluasan ini bertujuan untuk memenuhi standar sanitary landfill sesuai regulasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Saat ini, TPA Air Sebakul sudah melebihi kapasitas. Perluasan lahan menjadi penting untuk menerapkan metode sanitary landfill yang lebih ramah lingkungan dan memenuhi standar pengelolaan sampah modern. Metode ini melibatkan penumpukan sampah di lokasi cekung, pemadatan, dan penimbunan dengan tanah.
Dengan kata lain, penundaan retribusi sampah ini merupakan langkah strategis Pemkot Bengkulu untuk memastikan kelancaran pengelolaan sampah dan kelestarian lingkungan. Pemkot Bengkulu akan menerapkan retribusi setelah perbaikan akses jalan dan perluasan TPA rampung. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien di Kota Bengkulu.