Pemkot Bogor Bangun Akses Jalan Baru Batutulis: Solusi untuk Jalan Saleh Danasasmita yang Ambles
Pemerintah Kota Bogor membangun akses jalan alternatif baru di Batutulis untuk menggantikan Jalan Saleh Danasasmita yang ambles akibat bencana hidrometeorologi, melibatkan pembebasan lahan dan kerjasama dengan pemerintah pusat.

Jalan Saleh Danasasmita di Kelurahan Batutulis, Kota Bogor, Jawa Barat, ambles akibat bencana hidrometeorologi. Akibatnya, akses jalan utama terputus. Pemerintah Kota Bogor (Pemkot Bogor) bergerak cepat dengan membentuk tim khusus untuk mengatasi masalah ini dan membangun akses jalan pengganti. Tim tersebut terdiri dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dipimpin oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Eko Prabowo. Pembangunan jalan baru ini diharapkan dapat segera memberikan solusi bagi warga yang terdampak.
Pemkot Bogor telah meninjau lahan seluas 3.500 meter persegi di Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, sebagai lokasi pembangunan akses jalan baru. Lahan tersebut akan dibebaskan dan dibangun jalan sepanjang 200 meter. Pembebasan lahan akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dalam APBD Kota Bogor, sementara pembangunan jalan akan diupayakan mendapat bantuan pendanaan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, memastikan seluruh proses akan diselesaikan tahun ini.
Pemkot Bogor juga telah melobi Kementerian PU untuk mendapatkan dukungan dalam proyek ini. Pertemuan dengan Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, menghasilkan kesepakatan untuk mengajukan usulan teknis secara resmi dan memastikan ketersediaan lahan. Pemkot Bogor berharap pemerintah pusat dapat memberikan dukungan melalui skema pembiayaan Inpres Jalan Daerah (IJD) untuk mempercepat proses penanganan jalan. Relokasi jaringan distribusi utama (JDU) milik Perumda Tirta Pakuan yang terlintasi proyek juga telah dibahas dan mendapat dukungan penuh dari pihak Perumda.
Pembebasan Lahan dan Desain Teknis
Tim yang dibentuk Pemkot Bogor saat ini tengah fokus pada pembuatan Detail Engineering Design (DED) dan perhitungan biaya teknis pembangunan jalan baru. Mereka juga akan melakukan rapat koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan Kementerian PU untuk membahas rekomendasi teknis terkait risiko ancaman hidrometeorologi di lokasi. Proses pembebasan lahan akan dilakukan melalui negosiasi dengan pemilik lahan, sebelum langkah teknis seperti DED dan penilaian lahan dilakukan.
Wali Kota Dedie Rachim menjelaskan, "Dalam membebaskan lahan tentu ada prosedur dan prosesnya. Kami akan coba negosiasi dengan pemilik lahan dan kemudian mengambil langkah persiapan teknis seperti membuat Detail Engineering Design dan penilaian lahan." Proses ini diharapkan berjalan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Meskipun anggaran pembangunan jalan diperkirakan hanya sekitar Rp5 miliar, Pemkot Bogor tetap berupaya mendapatkan bantuan dari Kementerian PU. Hal ini dilakukan untuk memastikan proyek berjalan efisien dan tepat waktu. Dengan demikian, akses jalan alternatif dapat segera dibangun dan mengatasi masalah akses yang terputus.
Kerjasama dengan Kementerian PU dan Perumda Tirta Pakuan
Kerjasama dengan Kementerian PU sangat krusial dalam proyek ini. Pertemuan dengan Wakil Menteri PU menghasilkan kesepakatan untuk segera mengajukan usulan teknis secara resmi. Pemkot Bogor juga berharap dukungan melalui skema pembiayaan Inpres Jalan Daerah (IJD) untuk mempercepat proses pembangunan. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Bogor dalam mencari solusi terbaik untuk masalah ini.
Selain itu, relokasi jaringan distribusi utama (JDU) milik Perumda Tirta Pakuan yang terlintasi proyek juga telah dibahas dan mendapat dukungan penuh. Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan, Rino Indira Gusniawan, menyatakan kesiapan untuk mendukung relokasi demi keamanan akses dan keberlanjutan layanan air bersih. Sinergi antara pemerintah pusat, Pemkot Bogor, dan BUMD diharapkan dapat mempercepat penyelesaian masalah ini.
Wamen PU, Diana Kusumastuti, meminta Pemkot Bogor segera mengajukan usulan teknis secara resmi dan memastikan ketersediaan lahan. "Sehingga apabila memungkinkan dibantu lewat IJD, proses penanganan bisa langsung dimulai," ucapnya. Hal ini menunjukkan dukungan pemerintah pusat terhadap upaya Pemkot Bogor dalam mengatasi masalah akses jalan di Batutulis.
Penanganan Jalan Ambles dan Tahapan Perbaikan
Pengupasan aspal di lokasi jalan ambles telah dimulai sejak Selasa (22/4) dini hari. Tahap pertama ini bertujuan untuk memastikan penanganan perbaikan tembok penahan tanah (TPT) dapat dilakukan secara optimal. Perbaikan TPT diperkirakan memakan waktu sekitar dua bulan. Setelah TPT selesai diperkuat, area ambles akan dikembalikan menjadi lahan terbuka hijau.
Wali Kota Dedie Rachim menjelaskan, "Perbaikan diperkirakan memakan waktu 2 bulan. Apabila TPT selesai diperkuat langkah selanjutnya pengembalian fungsi area amblas menjadi lahan terbuka hijau." Pemkot Bogor juga menindaklanjuti pembebasan lahan untuk akses baru secara simultan. Setelah TPT selesai, untuk sementara sebelum jalur akses baru ada, jalur lama dapat dilalui kendaraan roda dua.
Pembangunan akses jalan baru di Batutulis merupakan solusi penting untuk mengatasi masalah akses jalan yang terputus. Kerjasama yang baik antara Pemkot Bogor, Kementerian PU, dan Perumda Tirta Pakuan diharapkan dapat mempercepat penyelesaian proyek ini dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Proyek ini menunjukkan komitmen Pemkot Bogor dalam mengatasi permasalahan infrastruktur dan memberikan pelayanan terbaik bagi warganya. Dengan adanya akses jalan baru, diharapkan aktivitas masyarakat di sekitar Batutulis dapat kembali berjalan normal.