Pemkot Cirebon Lestarikan Budaya Lokal Lewat Lagu Warung Pojok
Pemerintah Kota Cirebon manfaatkan lagu legendaris Warung Pojok untuk diputar di lampu merah dan tempat umum guna lestarikan budaya lokal serta menarik wisatawan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon resmi menerima hibah lagu legendaris Warung Pojok dari keluarga almarhum Abdul Adjib, pencipta lagu tersebut. Hibah ini dilakukan dalam Festival Topeng Cirebon 2025, sebuah langkah nyata Pemkot Cirebon dalam melestarikan budaya lokal. Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menyatakan apresiasinya dan menjelaskan rencana pemanfaatan lagu tersebut untuk memperkenalkan budaya Cirebon kepada masyarakat luas dan wisatawan.
Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah memutar lagu Warung Pojok secara otomatis di sejumlah lampu merah di Kota Cirebon. Inovasi ini diharapkan mampu mengenalkan lagu tersebut kepada masyarakat dan wisatawan yang tengah menunggu lampu hijau. Selain itu, lagu tersebut juga akan diputar di berbagai tempat umum seperti hotel dan restoran, menciptakan nuansa kental budaya Cirebon di berbagai ruang publik.
Lagu Warung Pojok sendiri dipilih karena memiliki nilai historis tinggi dan menggambarkan suasana khas Cirebon. Lagu yang populer di era 1970-an ini menceritakan tentang warung kecil di pojok jalan yang terkenal dengan kelezatan makanan dan keramahan pelayannya. Liriknya yang jenaka dan penuh sindiran halus merepresentasikan kehidupan sosial masyarakat Cirebon pada masa itu, menjadikannya representasi budaya yang berharga.
Langkah Nyata Pelestarian Budaya Cirebon
Pemkot Cirebon berkomitmen untuk memanfaatkan lagu Warung Pojok sebaik mungkin. Pemutaran lagu di lampu merah merupakan strategi inovatif untuk menjangkau masyarakat luas. Strategi ini juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk mengenal lebih dalam kekayaan budaya Cirebon.
Selain di lampu merah, lagu ini juga akan diputar di berbagai tempat umum, seperti hotel dan restoran. Pemilihan tempat-tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan jangkauan masyarakat dan wisatawan yang tinggi. Dengan demikian, nuansa budaya lokal akan lebih terasa dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah ini sejalan dengan upaya Pemkot Cirebon untuk mempromosikan pariwisata budaya. Dengan memutar lagu Warung Pojok di tempat-tempat umum, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Cirebon sebagai destinasi wisata budaya yang kaya akan tradisi dan sejarah.
Festival Topeng Cirebon 2025: Suasana Meriah dan Penuh Makna
Penyerahan hibah lagu Warung Pojok dilakukan dalam suasana meriah Festival Topeng Cirebon 2025. Festival ini menampilkan pentas tari topeng, ikon budaya Cirebon, yang dibawakan oleh para maestro tari ternama. Beberapa maestro yang tampil antara lain Nani Kadmini, Nuranani, Inu Kertapati, Baedah, Aerli Rasinah, dan Waryo Sela.
Festival ini menjadi saksi bisu atas komitmen Pemkot Cirebon dalam melestarikan budaya lokal. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan keluarga almarhum Abdul Adjib, tamu undangan, dan masyarakat Cirebon yang memadati halaman Balai Kota Cirebon.
Kehadiran para maestro tari topeng semakin memperkaya acara dan memperkuat citra Cirebon sebagai kota dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Festival ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi wadah pelestarian dan apresiasi terhadap seni budaya Cirebon.
Dengan menggabungkan strategi modern seperti pemutaran lagu di lampu merah dengan acara budaya tradisional seperti Festival Topeng Cirebon, Pemkot Cirebon menunjukkan komitmen yang kuat dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budayanya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya lokal dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Cirebon.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian budaya lokal melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi yang tepat sasaran.