Pemkot Jaksel Sulap Ranting Pohon Jadi Kompos: Solusi Ramah Lingkungan untuk Sampah Penopingan
Pemkot Jaksel memanfaatkan ranting pohon hasil penopingan di TPU Kampung Kandang untuk dibuat kompos, sebagai solusi ramah lingkungan dan mengurangi sampah.

Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan ranting-ranting pohon hasil penopingan. Ranting-ranting tersebut, yang dihasilkan dari proses penopingan pohon di berbagai lokasi di Jakarta Selatan, akan diolah menjadi kompos di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa. Inisiatif ini merupakan solusi inovatif untuk mengurangi volume sampah dan sekaligus menghasilkan produk bermanfaat bagi lingkungan.
Pengawas Penopingan Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suryadi, menjelaskan bahwa sampah ranting dari proses penopingan akan dibawa ke tempat pencacahan sebelum diolah menjadi kompos. Salah satu contoh kegiatan penopingan dilakukan di Jalan Manggarai Utara 2, Kelurahan Manggarai, oleh Satuan Pelaksana Kecamatan Tebet. Proses penopingan ini melibatkan delapan personel yang dilengkapi peralatan lengkap, termasuk tambang, golok, gergaji mesin, dan truk pengangkut.
Langkah penopingan pohon ini didorong oleh pentingnya antisipasi pohon tumbang, terutama selama musim hujan. "Dalam musim penghujan ini memang rawan terjadinya pohon tumbang, dikarenakan pohonnya yang sempal," ujar Suryadi. Penopingan dilakukan pada dua pohon Trembesi dengan diameter sekitar 45 cm dan tinggi 12 hingga 15 meter. Salah satu pohon ditoping karena sudah sempal, sementara pohon lainnya ditoping berdasarkan permintaan warga melalui Cepat Respon Masyarakat (CRM), kanal pengaduan resmi Pemprov DKI Jakarta.
Pengolahan Ranting Pohon Menjadi Kompos
Program pengolahan ranting pohon menjadi kompos ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Jaksel dalam mengelola sampah organik secara berkelanjutan. Dengan mengubah limbah penopingan menjadi kompos, Pemkot Jaksel tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat untuk memperkaya nutrisi tanah. Kompos yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti memperkaya lahan hijau di area perkotaan.
Proses pembuatan kompos melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pencacahan ranting hingga proses pengomposan yang terkontrol. Teknologi pengomposan yang digunakan diharapkan dapat menghasilkan kompos berkualitas tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah di Jakarta Selatan.
Pemilihan TPU Kampung Kandang sebagai lokasi pengolahan kompos didasarkan pada beberapa pertimbangan, termasuk ketersediaan lahan dan infrastruktur yang memadai. Lokasi ini juga dinilai strategis karena mudah diakses dan dekat dengan sumber bahan baku. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah organik secara inovatif dan berkelanjutan.
Jumlah Pohon yang Ditangani dan Jenis Penopingan
Dari awal Januari hingga Maret 2025, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan telah melakukan perawatan pada 3.653 pohon. Perawatan tersebut meliputi penopingan ringan (579 pohon), penopingan sedang (1.971 pohon), dan penopingan berat (866 pohon). Selain itu, terdapat juga 161 pohon yang ditebang dan 76 pohon yang telah ditangani dengan cara lain. Data ini menunjukkan skala besar upaya Pemkot Jaksel dalam menjaga keselamatan dan keindahan lingkungan perkotaan.
Penopingan pohon merupakan langkah penting dalam mengendalikan pertumbuhan pohon yang tidak teratur dan menjaga bentuk serta ukurannya agar tetap terkendali. Hal ini penting untuk mencegah pohon tumbang yang dapat membahayakan masyarakat dan merusak fasilitas umum. Dengan demikian, program penopingan pohon dan pengolahan rantingnya menjadi kompos merupakan langkah terpadu yang efektif dan ramah lingkungan.
Melalui program ini, Pemkot Jaksel menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari. Inovasi dalam pengelolaan sampah organik ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Total, terdapat 3.653 pohon yang telah ditangani, terdiri dari:
- Penopingan ringan: 579 pohon
- Penopingan sedang: 1.971 pohon
- Penopingan berat: 866 pohon
- Penebangan: 161 pohon
- Penanganan lain: 76 pohon
Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dari sampah organik dan menghasilkan produk yang bermanfaat.