Pemkot Kediri Siapkan Perlengkapan Antisipasi Dampak Flushing Bendungan Blitar
Pemkot Kediri siagakan BPBD dan berbagai perlengkapan untuk mencegah korban jiwa akibat peningkatan debit air Sungai Brantas selama flushing Bendungan Wlingi dan Lodoyo.

Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, bersiap menghadapi dampak flushing Bendungan Wlingi dan Lodoyo di Kabupaten Blitar. Kegiatan flushing yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I ini berpotensi meningkatkan debit dan kekeruhan air Sungai Brantas, sehingga membahayakan warga yang kerap mencari ikan di sepanjang aliran sungai tersebut. Flushing sendiri dijadwalkan berlangsung selama satu pekan, mulai 27 April hingga 3 Mei 2025.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. "Kami imbau masyarakat untuk waspada. Ini untuk menghindari hal-hal yang berbahaya. Mengantisipasi ini BPBD telah menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan," ujarnya di Kediri, Minggu. Pemkot Kediri menekankan pentingnya menghindari aktivitas di sekitar Sungai Brantas selama periode flushing untuk mencegah kecelakaan.
Antisipasi Pemkot Kediri tak hanya berupa imbauan. BPBD Kota Kediri telah mempersiapkan tim dan perlengkapan darurat untuk menghadapi potensi bahaya. Wali Kota Vinanda Prameswati juga telah meninjau langsung kesiapan tersebut. Langkah cepat ini diambil mengingat antusiasme masyarakat mencari ikan saat flushing seringkali mengabaikan aspek keselamatan.
Titik Rawan dan Kesiapan BPBD
Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, mengidentifikasi beberapa titik rawan di Kota Kediri yang perlu diwaspadai. Titik-titik tersebut antara lain di sekitar Jembatan Lama, belakang Ramayana, belakang Masjid Agung, dan sekitar Semampir. Lokasi-lokasi ini menjadi perhatian khusus karena seringkali menjadi tempat warga mencari ikan.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya, BPBD Kota Kediri telah menyiapkan 12 personel gabungan. Personel tersebut terdiri dari enam anggota TNI, serta personel gabungan dari PMI dan Baznas Kota Kediri. Tim ini akan bertugas menyisir area-area rawan selama aliran flushing mencapai wilayah Kota Kediri.
Selain penyiagaan personel, BPBD juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat dan penyedia jasa penyeberangan untuk menghentikan aktivitas jika debit air mulai meningkat. "Kami juga sudah memberi imbauan kepada masyarakat dan penyedia jasa penyeberangan agar menghentikan aktivitas apabila mulai terjadi kenaikan debit air. Kami juga sediakan posko di sini selama flushing berlangsung," jelas Joko Arianto.
BPBD juga telah menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan untuk membantu proses evakuasi dan penyelamatan jika terjadi keadaan darurat. Persiapan ini menunjukkan keseriusan Pemkot Kediri dalam melindungi warganya dari potensi bahaya akibat flushing Bendungan Wlingi dan Lodoyo.
Tujuan Flushing dan Dampaknya
Perum Jasa Tirta I menjelaskan bahwa flushing dilakukan untuk mengurangi sedimentasi di Bendungan Wlingi dan Lodoyo. Sedimentasi yang menumpuk dapat mengurangi daya tampung bendungan. Dengan membuka pintu air secara bertahap, diharapkan sedimentasi dapat terbuang dan daya tampung bendungan dapat kembali optimal.
Namun, kegiatan ini juga berdampak pada peningkatan debit dan kekeruhan air Sungai Brantas. Peningkatan debit air dapat menyebabkan aliran sungai menjadi lebih deras dan berbahaya, terutama bagi warga yang berada di sekitar aliran sungai. Kekeruhan air juga dapat mengganggu ekosistem sungai dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu, langkah antisipasi yang dilakukan Pemkot Kediri sangat penting untuk melindungi keselamatan warga dan menjaga kelancaran aktivitas di sekitar Sungai Brantas selama periode flushing. Kerja sama antara Pemkot Kediri, BPBD, TNI, PMI, dan Baznas Kota Kediri diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak negatif dari kegiatan flushing ini.
Pemkot Kediri berharap dengan adanya persiapan matang ini, masyarakat dapat terlindungi dari potensi bahaya selama proses flushing berlangsung. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang.