Pemkot Makassar Raih Penghargaan Pelestarian Bahasa Daerah
Pemerintah Kota Makassar mendapatkan penghargaan atas dedikasinya dalam melindungi dan melestarikan bahasa daerah melalui peraturan Wali Kota yang mewajibkan muatan lokal bahasa Makassar di sekolah.

Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar berhasil meraih penghargaan atas komitmennya dalam pelestarian dan perlindungan bahasa daerah. Penghargaan bergengsi ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas diterbitkannya regulasi Wali Kota Makassar terkait pembelajaran bahasa ibu, khususnya bahasa Makassar.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Plt. Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Dewi Pridayanti. Acara penyerahan penghargaan berlangsung di Ballroom Menara Pinisi, Universitas Negeri Makassar (UNM), pada Jumat, 21 Februari 2024. Dewi Pridayanti secara khusus memuji langkah Pemkot Makassar yang dinilai sangat penting dalam upaya mencegah kepunahan bahasa daerah.
Menurut Dewi Pridayanti, regulasi Wali Kota Makassar yang diterbitkan pada 24 Desember 2024 tersebut merupakan langkah konkret dalam pelestarian bahasa daerah. Regulasi ini mewajibkan mata pelajaran muatan lokal bahasa Makassar di sekolah dasar dan menengah atas di Kota Makassar. Hal ini dinilai sebagai upaya efektif untuk mengenalkan dan mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda sejak dini.
Apresiasi atas Regulasi Wali Kota Makassar
Dewi Pridayanti menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Pemkot Makassar. Ia menekankan bahwa regulasi ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah di tengah arus globalisasi. Dengan mewajibkan pembelajaran bahasa Makassar di sekolah, diharapkan bahasa daerah ini dapat tetap lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Selain Pemkot Makassar, penghargaan serupa juga diberikan kepada Pemerintah Kota Parepare atas kontribusinya dalam pelestarian bahasa daerah. Pemberian penghargaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Seminar Bahasa Ibu Nasional dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.
Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi Pemkot Makassar dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus meningkatkan upaya pelestarian bahasa daerah. Dengan demikian, kekayaan budaya Indonesia dapat tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Seminar Bahasa Ibu: Momentum Penting Pelestarian Bahasa Daerah
Seminar Bahasa Ibu Sulawesi Selatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD) dan Perhimpunan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI) Sulawesi Selatan turut menjadi sorotan. Seminar ini berhasil menarik minat sekitar 400 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, akademisi, budayawan, pendidik, dan pemerhati bahasa.
Seminar yang bertema "Membangun Kesadaran Global dalam Pelestarian Bahasa Daerah: Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar" ini menjadi wadah diskusi penting mengenai pentingnya melestarikan bahasa ibu sebagai bagian dari identitas budaya. Para peserta berdiskusi tentang tantangan dan solusi dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah perkembangan globalisasi.
Acara yang digelar di Gedung Pinisi UNM ini menyoroti pentingnya peran serta semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di Sulawesi Selatan.
Dengan adanya regulasi yang mendukung dan semangat yang tinggi dari berbagai pihak, diharapkan bahasa-bahasa daerah seperti Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar dapat tetap lestari dan menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia.
"Pemkot Makassar berjasa dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Hal itu dibuktikan dengan terbitnya regulasi Wali Kota Makassar pada 24 Desember 2024," ujar Dewi Pridayanti. Regulasi tersebut menetapkan muatan lokal wajib bahasa Makassar sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atas.