Pemprov Kalsel Luncurkan Program Tukar Sampah dengan Sembako
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan meluncurkan program inovatif yang memungkinkan warga menukarkan sampah anorganik yang telah dipilah dengan sembako, guna mengatasi masalah sampah dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

Banjarmasin, 3 Mei 2024 - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) berupaya mengatasi permasalahan sampah dengan cara yang unik dan inovatif. Program "tukar sampah dengan sembako" diluncurkan, mengajak masyarakat untuk memilah sampah anorganik dan menukarkannya dengan sembako di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel. Inisiatif ini didukung oleh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Adaro dan Bank Kalsel.
Gubernur Kalsel, Muhidin, secara langsung memantau kegiatan penimbangan sampah anorganik di Banjarmasin dan menyatakan apresiasinya terhadap program ini. Ia menekankan bahwa keberlanjutan pendanaan CSR sangat krusial dalam mengatasi darurat sampah di Kalsel, khususnya di Banjarmasin. Muhidin juga menuturkan, "Hari ini kami melaksanakan pilah sampah, masyarakat datang membawa sampah yang sudah dipilah, ditimbang dan dibeli oleh DLH Kalsel. Program ini luar biasa, dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Adaro dan Bank Kalsel."
Program ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjarbakula. Saat ini, volume sampah yang masuk ke TPA mencapai 300-400 ton per hari, jauh di bawah angka 600 ton sebelumnya. Target Pemprov Kalsel adalah menekan angka tersebut hingga di bawah 200 ton per hari. Keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah.
Mekanisme Penukaran Sampah dengan Sembako
Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program ini perlu memilah sampah anorganik minimal tiga kilogram. Setelah melakukan registrasi, sampah akan ditimbang dan ditukar dengan kupon. Kupon tersebut dapat ditukarkan dengan sembako seperti minyak goreng, gula, dan mi instan. Jika nilai sampah melebihi Rp10.000, warga akan mendapatkan minimal 1 kg gula atau minyak goreng, bahkan berpeluang mendapatkan bonus pakaian layak pakai.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyadari bahwa sosialisasi program ini masih perlu ditingkatkan agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui dan terlibat. Ke depannya, program ini akan diperluas ke seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, tidak hanya di Banjarmasin. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Muhidin yang menyatakan, "Walau sedikit, tapi bermanfaat. Pilah yang bisa dijual, sisanya kita buang ke TPA. Ke depan program ini tidak hanya di Banjarmasin, akan kami perluas di 12 kabupaten/kota lainnya."
Plt. Kepala DLH Kalsel, Fathimatuzzahra, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat tentang nilai ekonomi sampah yang dipilah dengan benar. Ia berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya memilah sampah dan memanfaatkan bank sampah yang telah tersedia. "Kami berharap masyarakat menyadari pentingnya memilah sampah dengan baik. Bank sampah sudah tersedia, silakan masyarakat menukar sampah yang sudah dipilah dengan sembako," tutur Fathimatuzzahra.
Dukungan Pemerintah Kota Banjarmasin
Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin, memberikan apresiasi positif terhadap program ini dan menyatakan kesiapan untuk melanjutkan program tersebut. Namun, ia juga menekankan perlunya koordinasi dengan beberapa perusahaan untuk mendapatkan dukungan pendanaan. Yamin mengatakan, "Kegiatan ini akan kami lanjutkan. Namun, kami berkoordinasi dulu dengan beberapa perusahaan untuk bisa mendukung pendanaan. Ini salah satu program bagus guna menyelesaikan permasalahan sampah di kota ini."
Program tukar sampah dengan sembako ini diharapkan mampu memberikan dampak positif, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi masyarakat. Dengan memberikan insentif berupa sembako, program ini tidak hanya mendorong masyarakat untuk memilah sampah, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak.