6,2 Ton Sampah Ditukar Sembako di Banjarmasin, Solusi Atasi Darurat Sampah?
Program pilah sampah yang ditukar dengan sembako di Banjarmasin berhasil mengumpulkan 6,2 ton sampah, menjadi solusi mengatasi darurat sampah dan mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini menjadi pusat perhatian berkat program inovatif yang berhasil mengumpulkan 6,2 ton sampah dalam acara perdana 'Pilah Sampah Dapat Sembako'. Acara yang diselenggarakan di Eks Kantor Gubernur Kalsel Nol Kilometer ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan masyarakat. Program ini menjawab pertanyaan: Apa yang dilakukan? Masyarakat menukarkan sampah; Siapa yang terlibat? DLH Kalsel, Pemprov Kalsel, perusahaan swasta, dan masyarakat; Di mana? Eks Kantor Gubernur Kalsel Nol Kilometer, Banjarmasin; Kapan? 3 Mei 2024; Mengapa? Mengatasi darurat sampah dan mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan; Bagaimana? Dengan menukar sampah terpilah dengan sembako.
Program ini digagas sebagai solusi atas permasalahan sampah di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin. Sebelumnya, beberapa tempat pembuangan sampah di Kalsel menuai sorotan karena menerapkan sistem pembuangan sampah terbuka atau "open dumping", yang melanggar ketentuan. Penutupan TPAS Basirih di Banjarmasin akibat penerapan sistem ini bahkan sempat memicu status darurat sampah di kota tersebut. "Kegiatan pilah sampah juga menjadi media sosialisasi, edukasi dan memotivasi masyarakat untuk mengurangi dan memilah sampah dari rumah tangga," jelas Plt. Kepala DLH Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra.
Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Kalsel, H. Muhidin, yang hadir langsung dalam acara perdana tersebut bersama Wakil Gubernur, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel, Wali Kota Banjarmasin, dan berbagai pihak terkait. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah dan mendukung program pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Keberhasilan mengumpulkan 6,2 ton sampah dalam waktu singkat membuktikan antusiasme masyarakat terhadap program ini.
Sukses Perdana Pilah Sampah Dapat Sembako
Program "Pilah Sampah Dapat Sembako" memberikan insentif ekonomi bagi masyarakat yang aktif memilah sampah. Masyarakat di Banjarmasin diharuskan memilah sampah mereka berdasarkan jenisnya, kemudian sampah tersebut ditaksir nilainya dan ditukar dengan sembako dengan harga dua kali lipat dari taksiran. Hal ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah.
DLH Kalsel berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Baiman dan unit-unit Bank Sampah lainnya untuk melakukan penimbangan dan penaksiran harga sampah. Sistem ini memastikan transparansi dan keadilan dalam proses penukaran sampah dengan sembako. Keterlibatan berbagai pihak, termasuk perusahaan-perusahaan yang berkontribusi melalui dana tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL), menjadi kunci keberhasilan program ini.
Beberapa perusahaan yang berpartisipasi antara lain PT. Pelsart Tambang Kencana, PT. Adaro Indonesia, PT. Talenta Bumi, PT. Borneo Indobara, PT. Indofood, PT. Gawi Makmur Kalimantan, PT. Guthrie International, dan PT. Ambang Barito Nusapersada. Dukungan dari berbagai sektor ini menunjukkan komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dukungan dan Inovasi dalam Pengelolaan Sampah
Selain program utama, acara tersebut juga menandai penyerahan bantuan berupa satu paket alat pengolahan sampah organik kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Banua Anyar. LPMK Banua Anyar akan memanfaatkan alat tersebut untuk mengolah sekitar 147 kilogram sampah organik per hari dari 15 rumah makan menjadi pakan ikan dan pupuk organik. Inovasi ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari sampah organik.
PT. Adaro Indonesia juga memberikan bantuan berupa satu unit kendaraan roda tiga kepada Bank Sampah Induk Baiman. Kendaraan ini akan digunakan sebagai media pembelajaran dan pelayanan di tingkat tapak, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan pelayanan Bank Sampah Induk. Bantuan-bantuan ini menunjukkan komitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan kapasitas pengelolaan sampah di tingkat lokal.
Program "Pilah Sampah Dapat Sembako" bukan hanya sekadar program penukaran sampah, tetapi juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan memberikan insentif dan dukungan yang komprehensif, program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah dan membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, permasalahan sampah dapat diatasi secara efektif. Program ini juga memberikan contoh nyata bagaimana tanggung jawab sosial lingkungan dapat diwujudkan melalui program yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan.