Pemprov Lampung Pastikan Hak Pendidikan Remaja Korban Perkawinan Anak Terpenuhi
Pemerintah Provinsi Lampung menjamin akses pendidikan bagi remaja korban perkawinan anak di Lampung Timur, bahkan menyediakan alternatif pendidikan non-formal jika diperlukan.

Bandarlampung, 22 Maret 2025 - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memberikan jaminan akses pendidikan bagi pasangan remaja korban perkawinan anak di Lampung Timur. Kasus ini mencuat setelah beredarnya video penggerebekan kedua remaja tersebut di media sosial pada Februari 2025. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan dan mendorong Pemprov Lampung untuk segera mengambil langkah memastikan hak-hak kedua remaja tersebut terpenuhi, terutama hak atas pendidikan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Lampung, Fitrianita Damhuri, menegaskan komitmen Pemprov Lampung dalam menangani kasus ini. "Memang pada Februari lalu ada kasus perkawinan anak dan pemerintah daerah terus memantau serta mengupayakan supaya anak-anak yang masih usia remaja ini kebutuhan akan pemenuhan haknya tetap bisa diterima dengan baik," ujarnya di Bandarlampung.
Pihak Pemprov Lampung tidak hanya memantau, tetapi juga secara aktif berupaya memastikan terpenuhinya hak pendidikan kedua remaja tersebut. Langkah konkret diambil untuk menjamin masa depan pendidikan mereka tetap terjaga, meskipun telah mengalami peristiwa yang kurang menyenangkan. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam melindungi anak dan remaja dari perkawinan anak.
Jaminan Pendidikan dan Alternatif Solusi
Pemprov Lampung berkomitmen untuk memastikan kedua remaja korban perkawinan anak tetap dapat mengenyam pendidikan. "Kami tetap upayakan yang terbaik untuk anak-anak ini, terutama agar mereka bisa melanjutkan sekolahnya. Dan pihak keluarga, lingkungan, bisa tetap mendukung," kata Fitrianita. Upaya mediasi dilakukan agar kedua remaja tersebut dapat kembali bersekolah di sekolah sebelumnya.
Namun, Pemprov Lampung juga telah mempersiapkan alternatif solusi jika mediasi menemui jalan buntu. Pihaknya telah menyiapkan program pendidikan non-formal melalui kejar paket sebagai solusi alternatif. Hal ini menunjukkan kesiapan Pemprov Lampung dalam memberikan akses pendidikan yang seluas-luasnya bagi kedua remaja tersebut.
"Untuk sekolah kita masih lakukan mediasi dan semoga bisa menerima mereka lagi. Sebab anak-anak ini masih perlu mendapatkan pendidikan untuk masa depan mereka," ucap Fitrianita. "Kalau nanti tidak bisa, masih ada alternatif kejar paket, yang penting ijazah bisa didapat dan dapat menjadi bekal bagi anak-anak tersebut di masa depan, terutama untuk mencari kerja serta meraih cita-citanya," tambahnya.
Kronologi Peristiwa dan Tindak Lanjut
Kasus ini bermula dari penggerebekan warga terhadap sepasang remaja pelajar di Kabupaten Lampung Timur yang sedang berduaan di dalam rumah pada Minggu, 9 Februari 2025. Video penggerebekan tersebut kemudian viral di media sosial. Akibatnya, kedua remaja tersebut dinikahkan secara agama oleh kedua keluarga, sehingga terjadilah kasus pernikahan anak di bawah umur.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berkoordinasi dengan Pemprov Lampung untuk menangani kasus ini. Kerjasama antar lembaga ini menunjukkan sinergi yang baik dalam upaya perlindungan anak dan remaja di Indonesia. Pemprov Lampung berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kedua remaja tersebut dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi.
Selain pendidikan, Pemprov Lampung juga memastikan terpenuhinya hak kesehatan reproduksi kedua remaja tersebut. Upaya ini menunjukkan komitmen menyeluruh Pemprov Lampung dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak, khususnya bagi korban perkawinan anak. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk mencegah terjadinya perkawinan anak di masa mendatang.
Pemprov Lampung berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari perkawinan anak. Dengan memastikan akses pendidikan dan kesehatan reproduksi, diharapkan kedua remaja ini dapat memiliki masa depan yang lebih baik.